Kondisi tubuh bayi yang baru lahir sangat berbeda dengan bayi yang sudah di ataa 3 bulan. Bayi yang baru lahir cenderung rentan, akibat proses pembentukan sistem pada tubuhnya belum sempurna. Biasanya bayi yang baru lahir akan dilakukan serangkaian pengecekan terlebih dahulu sebelum diperbolehkan pulang.
Mulai dari tes penglihatan, pendengaran, organ vital hingga tes darah. Hal ini untuk mendeteksi adanya gangguan medis pada bayi agar bisa segera ditangani. Salah satu tes darah yang paling disoroti pada bayi yang baru lahir adalah Bilirubin. Menurut Mayo Clinic, Bilirubin merupakan zat atau pigmen kuning yang berada di dalam tubuh, yang terbuat dari proses pemecahan sel darah merah.
Zat Bilirubin diproduksi di dalam hati dan dikeluarkan oleh empedu. Bilirubin merupakan zat yang menentukan warna feses yang dikeluarkan manusia. Pada bayi yang baru lahir, kadar normal Bilirubin 10-20 mg/dl. Seringkali Bilirubin bayi sangat tinggi, akibat pembentukan hati dan empedu yang belum sempurna. Memang Bilirubin tidak membahayakan, tetapi tetap perlu penanganan cepat.
Biasanya Dokter Spesialis Anak (DSA) akan menganjurkan untuk berjemur pada bayi yang baru lahir dan konsumsi ASI dalam jumlah yang banyak. Selain itu, jika Bilirubin belum kunjung turun ke angka normal, DSA akan memberikan terapi cahaya, suntikan atau transfusi darah. Bilirubin yang tidak ditangani dengan cepat akan mengakibatkan kerusakan liver bahkan sampai gangguan pada otak bayi.