in

Ganjar Pranowo Singgung Partai Soal Sikapnya Tolak Israel di Piala Dunia U-20

Ganjar Pranowo (Foto: YouTube Najwa Shihab)
Ganjar Pranowo (Foto: YouTube Najwa Shihab)

Ganjar Pranowo akhirnya buka suara soal kontroversi pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Ia meminta maaf karena timnas U-20 tidak bisa bermain di Piala Dunia, bukan atas sikap politisnya yang ia kemukakan.

“Saya betul-betul bisa memahami bagaimana perasaan adek-adek kita di U-20 dan para suporter bola, tentu saja dalam konteks ini saya ingin meminta maaf,” ujarnya dilansir dari kanal YouTube Najwa Shihab.

Ganjar juga menyinggung soal posisinya sebagai kader partai yang berkaitan dengan sikapnya menolak keikutsertaan Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20.

“Dalam pernyataan saya itu, sebagai kader partai, saya menyampaikan cerita bagaimana kesejarahannya, bagaimana potensi-potensi yang kemungkinan bisa merugikan kita. Maka, kami dorong agar U-20 bisa berjalan tanpa Israel.”

“Partai kami kan punya sikap, pasti partai kami sudah bernegosiasi dengan pemerintah dengan PSSI. Sudah pasti itu,” lanjutnya.

Namun, Ganjar membantah bahwa ia diperintah langsung oleh petinggi PDIP, Megawati untuk bersikap demikian. Bahkan, ia membantah ada pertemuan dengan Megawati terkait hal ini.

“Saya tidak pernah bertemu Ibu Mega soal ini. Tapi rasa-rasanya kalau saya mengikut dari media, bagaimana Sekjen juga menyampaikan, sya akira kita punya persamaan keputusan dan pemikiran soal ini.”

Upaya lobi Piala Dunia U-20

Dalam kesempatan yang sama, Ganjar bersikeras bahwa ada hal yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk tetap menyelenggarakan Piala Dunia U-20, tanpa melunak pada Israel. Salah satunya adalah dengan melibatkan negara lain sebagai co-host.

“Ada banyak yang kita pikirkan pada saat itu, umpama co-host. Kalau kita co-host dengan negara lain, tetanga kita itu juga bisa kita libatkan. Memang butuh well prepared.”

“Ada juga upaya dari Kemlu bagimana ini bisa berjalan, umpama tanpa lagu kebangsaan, tanpa bendera, macam-macam. Meskipun belum tentu kita bisa sepakat soal itu,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Gubernur Jawa Tengah itu berkilah bahwa ia tidak pernah menyangka Israel akan masuk sebagai peserta.

“Pada saat kita bidding awal tahun 2019, kan kita tidak pernah berpikir akan masuknya Israel sebagai salah satu peserta yang lolos prakualifikasi.”