Meski baru dilantik, Menteri Pemuda dan Olahraga baru, Dito Ariotedjo sudah menanggung beban berat untuk memajukan olahraga di Indonesia, tak terkecuali membenahi cabor sepakbola yang banyak dihiasi konflik antarsuporter hingga minim prestasi.
Dito mengaku menjadikan peristiwa Kanjuruhan sebagai pembelajaran dan langkah awalnya untuk menciptakan ekosistem industri olahraga yang baik.
“Salah stau yang menjadi pengembangan Kemenpora ke depannya itu sport industry ecosystem. Itu saya mempelajari dari Kanjuruhan,” katanya.
Menurut Dito, pembenahan ekosistem industri olahraga akan berfokus pada perbaikan SDM yang meliputi berbagai aspek penunjang keberhasilan olahraga Indonesia, mulai dari arsitektural hingga manajerial.
“Dalam sport industry ecosystem itu kita akan memperdayakan SDM-nya, di mana manajerial olahraga, event olahraga, arsitekturial olahraga dan juga ilmu keolahragaan di Indonesia sangat minim.”
“Pas Asian Games itu semua import, dari penyelenggaranya sampai arsitektur venue-nya. Nah itu sbeenernya apa yang harus kita dorong ke universitas-universitas negeri, contohnya untuk mengadakan prodi di jalur itu,” lanjutnya.
Untuk penanganan kerusuhan antarsuporter, Dito mengaku akan duduk bersama dengan Ketum PSSI, Erick Thohir untuk menangani hal ini.
“Saya melihat Pak Erick Thohir sudah membina suporter secara proaktif dan kekeluargaan. Jadi saya rasa, sekembalinya Pak Erick dari FIFA, kita akan duduk bersama untuk memcahkan apa saja dalam bola yang harus kita sinergikan dan kolaborasikan.”