Salah satu indikator majunya perekonomian suatu negara, bisa dilihat dari besarnya perputaran uang yang beredar di masyarakat. Artinya perekonomian berjalan secara aktif, sehingga terjadinya transaksi jual beli.
Selama ini, kita mengenal transaksi jual beli barang maupun jasa dengan menggunakan uang tunai. Selain uang tunai, masyarakat juga gemar menggunakan transaksi non tunai dengan kartu debit, kartu kredit, maupun transfer.
Di era digital saat ini, kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi menjadi hal yang sangat krusial. Karena mobilitas masyarakat di era digital sekarang ini sangat tinggi, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk menerbitkan uang digital.
Sekilas uang digital hampir sama dengan uang elektronik, bedanya adalah uang digital nilai dan peredarannya diatur oleh Bank Indonesia. Sehingga jumlah transaksi dan nilai uang digital yang beredar dapat dikontrol agar tidak merugikan masyarakat sebagai penggunanya. Sedangkan uang elektronik peredarannya sesuai jumlah transaksi yang dikeluarkan masyarakat.
Dikutip Haluan Lifestyle dari CNN Indonesia, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan tiga alasan utama Bank Indonesia menerbitkan uang digital.
Pertama, karena Bank Indonesia adalah satu-satunya otoritas yang berwenang menerbitkan uang. Kedua, BI ingin melayani semua masyarakat yang ingin menggunakan uang selain uang fisik. Ketiga, untuk mempererat kerja sama dengan lembaga internasional.
Selain itu, alasan utama penerbitan uang digital adalah untuk beradaptasi dengan perkembangan dunia kripto. Di mana dunia kripto, nilai uang per hari dapat dilihat kenaikan dan penurunannya secara real time. Sehingga uang digital bisa menjadi sarana investasi.