Siput terkenal sebagai hewan berlendir yang berjalan sangat lambat. Binatang ini biasanya tinggal di air seperti sungai, danau atau lautan asin serta daratan seperti hutan, padang rumput atau bahkan kebun.
Diprediksi sedikitnya terdapat sekitar 240.000 siput di dunia. Menariknya dari manapun asal lingkungan siput, hampir semua memiliki kesamaan, yakni sama-sama lambat.
Bahkan ada sebuah perlombaan yang pernah digelar di Inggris Raya untuk mengadu seberapa cepat siput dapat bergerak. Uniknya, siput tercepat bergerak hanya dengan kecepatan 0,06 mil perjam, atau setara dengan waktu 3 menit untuk memasukan makanan dari piring ke mulut Anda. Tetapi, apa sebenarnya yang membuat siput bergerak sangat lambat?
Dikutip dari laman The Conversations, lambatnya pergerakan siput dipengaruhi oleh tiga faktor: Bagaimana mereka bergerak, apa yang mereka makan serta predator yang memakannya. Untuk faktor pertama, siput bergerak dengan apa yang disebut sebagai kaki perut atau sekumpulan otot yang membentang di sepanjang bagian bawah tubuh mereka yang ditutupi lendir.
Saat berkontraksi, otot akan beriak membentuk gelombang kecil dari ekor ke kepala siput, lalu memungkinkan siput untuk melintas di atas tanah atau memanjat tanaman. Karena alasan keterbatasan kecepatan jumlah kontraksi otot dan jumlah lendir yang diproduksi inilah yang membuat siput bergerak amat lambat.
Lalu, faktor lainnya adalah makanan. Meski banyak hewan yang perlu terburu-buru menangkap mangsa, siput tidak membutuhkan kemampuan itu sebab makanan utama mereka adalah tumbuhan yang tidak akan banyak bergerak. Terakhir, tidak ada pula kebutuhan untuk secara cepat menghindari predator. Sebab, untuk menghindari predator, siput hanya perlu menarik diri ke dalam cangkang dan bersembunyi. Terlebih lagi sipiut di darat memiliki warna cangkang cokelat dan abu abu yang mudah berbaur dengan lingkungan dan mengelabui predator.