Otak bisa lelah seperti bagian tubuh lainnya. Meski otak yang kelelahan tidak sama persis dengan kelelahan yang terjadi pada bagian tubuh yang lain.
Pertama, perlu diketahui bahwa otak adalah organ, bukan otot. Walaupun memang otak memiliki sedikit jaringan otot tetapi sebagian besarnya adalah lemak. Meski bukan otot, tetapi sel-sel di otak juga menggunakan energi untuk bisa berfungsi dengan baik.
Dikutip dari laman How Stuff Works, otak menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama. Lalu, glukosa diubah menjadi adenosin trifosfat (ATP), bahan kimia organik kompleks tersebut akan menyimpan dan mentransfer energi dalam sel.
ATP inilah yang disebut oleh para peneliti di Australia dan Belgia menjadi penguras energi di otak. Mengapa bisa begitu? Sebab, pada prosesnya ketika otak bekerja dengan keras, otak akan menghabiskan seluruh cadangan glukosa membuat energi Anda seolah terkuras.
Kemudian, kadar glukosa yang turun justru akan meningkatkan kadar ATP, yang mana senyawa ini juga memiliki kemampuan memblokir kadar dopamine, sebuah senyawa kimia yang membuat Anda merasa senang, termotivasi dan berada dalam kondisi yang baik.
Masalahnya adalah, ketika Anda tidak memiliki kadar dopamine yang cukup, maka Anda akan cenderung tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik. Hal ini pernah dibuktikan dalam sebuah studi di tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Sports Medicine. Jadi, kesimpulannya, meskipun otak bukan otot, secara kimiawi, Anda tetap bisa membuat otak kelelahan jika terlalu banyak berpikir.