Saat sedang tidur, apa lagi tidur lelap, biasanya kita tidak bisa mendengar berbagai suara. Tetapi apa sebabnya? Ternyata, saat tidur, tubuh akan mengabaikan berbagai suara, gerakan dan bau yang mungkin ada di sekeliling kita. Pengambilan keputusan semacam ini terjadi di otak. Meski sebenarnya telinga bekerja seperti biasa, tetapi otak bertugas sebagai penyaring dan memutuskan apakah suara tersebut perlu ditanggapi dengan bangun atau tetap melanjutkan tidur.
Ketika otak memutuskan untuk membangunkan tubuh, maka akan terbentuk ingatan bahwa kita pernah mendengar suara tersebut. Tetapi, jika tidak maka suara tersebut seolah tidak pernah ada. Namun, tentu, otak tidak menutup seluruh kemungkinan untuk merespon suara. Ada suara-suara tertentu yang biasanya langsung membuat otak memutuskan untuk memberikan respon bangun.
Suara yang lebih keras seperti suara dentuman misalnya, biasanya akan membangunkan kita dari tidur. Selain itu, otak juga akan merespon suara yang dianggap penting yaitu suara yang tidak biasa. Otak menganggap suara yang tidak biasa ini sebagai bentuk ancaman dan bahaya, sehingga suara jenis ini mendorong diri untuk berisap melindungi diri atau melakukan pelarian
Kemungkinan besar, pola seperti ini terjadi sejak nenek moyang yang kala itu tidur di alam liar. Seperti kita ketahui, di alam liar sangat mungkin dikelilingi oleh predator berbahaya. Suara penting lain yang membuat otak akan membangunkan kita adalah suara yang dianggap penting seperti nama. Inilah alasan yang menyebabkan kita cenderung mudah bangun saat dipanggil nama.
Tetapi, situasi juga bisa berbeda pada seseorang yang lebih sensitif akan suara. Orang-orang yang tidak tahan dengan kebisingan biasanya akan mudah bangun di lingkungan yang bising. Sebab, jika seseorang lebih peka pada suara, otak cenderung membuat keputusan untuk bangun.