Di sebagian besar wilayah di dunia, tanah selalu berwarna cokelat. Warna tanah juga seperti banyak tatanan alami lainnya yang kita terima begitu saja. Misalnya seperti matahari yang berwarna kuning, dan langit yang berwarna biru. Tetapi, apa penjelasan di balik warna tanah yang selalu cokelat ini?
Jawaban singkatnya adalah karena sebagian besar tanah mengandung karbon yang ditinggalkan oleh mikroba. Tanah adalah area di mana hampir segala sesuatu bisa tumbuh tetapi juga mati. Tumbuhan dan hewan adalah beberapa bentuk kehidupan yang berbasis karbon dan ketika mereka mati, mereka akan membusuk dan terurai.
Lalu, ketika hewan mati atau daun tumbuhan layu lalu rontok, mikroba akan memulai proses penguraian. Mereka akan mulai memecah bentuk kehidupan berbasis karbon tersebut dengan enzim tertentu, membuatnya menjadi potongan yang lebih kecil dan mudah dicerna. Sebagian besar karbon dalam tumbuhan dan hewan itu akan masuk ke sel mikroba, tetapi mikroba tidak hidup selamanya. Mereka juga tidak bisa menangani karbon dalam jumlah besar.
Lalu ketika mikroba mati, kerangka mereka yang berisi karbon bergabung dengan materi yang membusuk di tanah. Oleh karena itu tanah cenderung memiliki kandungan karbon yang tinggi. Lebih khususnya adalah adanya polimer karbon yang juga disebut senyawa humat.
Kembali lagi pada warna tanah. Sama seperti benda apapun, warna tanah juga begantung pada panjang gelombang cahaya yang diserap dan dipantulkan. Hanya saja, karena ada polimer karbon yang cenderung menyerap hampir setiap warna pada spektrum cahaya, maka pada akhirnya hanya warna coklat kusam yang kembali dipantulkan. Dan begitulah mengapa kita selalu melihat tanah berwarna cokelat.