Saat seseorang kehilangan berat badan, ke mana sebenarnya perginya lemak di tubuh? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu diketahui lebih dahulu di mana lemak disimpan. Jadi di dalam tubuh, jika ada kelebihan energi yang dikonsumsi misalnya dalam bentuk kalori, lemak atau karbohidrat, maka kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam sel lemak dalam bentuk trigliserida.
Tubuh melakukan hal ini untuk menyimpan energi cadangan demi memenuhi kebutuhan di masa depan. Tetapi, seiring waktu berjalan, kelebihan energi ini akan menghasilkan kelebihan lemak yang mempengaruhi bentuk badan. Kemudian untuk bisa mengurangi lemak yang ada, Anda perlu mengkonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang biasanya dibakar oleh tubuh. Hal ini disebut dengan defisit kalori.
Saat defisit kalori terus berlanjut, maka lemak akan dilepaskan dari sel-sel lemak dan diangkut ke mesin penghasil energi dalam tubuh, yang disebut mitokondria. Di mitokondria, lemak akan dipecah melalui serangkaian proses untuk menghasilkan energi. Semakin lama defisit kalori berlangsung, maka timbunan lemak tubuh akan terus digunakan sebagai energi.
Saat proses ini terus berlanjut, maka sel-sel lemak akan menyusut secara drastis dan membuat perubahan pada bentuk tubuh. Selain itu, ketika lemak tubuh dipecah menjadi energi, ada dua produk sampingan yang dilepaskan yaitu karbondioksida dan air.
Karbondioksida akan dihembuskan melalui nafas dan air akan dibuang melalui urin, keringat, dan udara. Pembuangan produk sampingan ini juga akan meningkat jumlahnya saat anda melakukan olahraga.