Mabuk perjalanan seringkali dialami beberapa orang dengan bentuk yang berbeda-beda. Ada yang mabuk laut, mabuk kendaraan atau mabuk udara. Kondisi ini tentu sangat mengganggu karena menyebabkan keringat dingin, mual, dan muntah. Tetapi, apa yang sebenarnya menyebabkan mabuk perjalanan terjadi pada seseorang?
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, mabuk perjalanan terjadi ketika otak tidak mampu memahami informasi yang dikirim oleh mata, telinga, dan tubuh. Dimana saat itu terjadi banyak gerakan dan membuat seseorang merasa mual dan muntah.
Ada pula teori yang mengatakan bahwa ketidaksinkronan gerakan yang dirasakan oleh telinga bagian dalam serta apa yang kita lihatlah yang menyebabkan mabuk perjalanan. Karena ketidaksinkronan ini, otak salah mengira bahwa kita sedang berhalusinasi yang disebabkan oleh keracunan. Lalu yang terjadi adalah otak akan mendorong tubuh untuk muntah sebagai bentuk tindakan defensif.
Jika ditinjau lebih jauh dalam prosesnya, akan ada beberapa bagian yang terlibat dalam proses mabuk perjalanan ini. Dikutip dari laman Science Focus, bagian pertama yang terlibat adalah area postrema, sebuah bagian otak yang mendeteksi adanya racun kimia dan memicu muntah untuk membuang racun tersebut.
Lalu, ada bagian mata, di mana bagian otot mata akan merenggang saat Anda mencoba mengimbangi gerakan otomatis dan kemudian merangsang saraf vagus yang juga bisa memicu muntah.
Lain lagi dengan yang terjadi di bagian telinga, di mana adanya konflik sinyal dari utricle dan saccule yang mendeteksi percepatan linier dan percepatan rotasi yang memungkinkan pula munculnya rasa mual. Lalu, mulut, akan mempersiapkan muntah dengan menghasilkan air liur ekstra untuk melindungi mulut dan tenggorokan agar tidak terbakar oleh asam lambung.
Terakhir, ada perut di mana kontraksi diafragma dan otot perut yang berkelanjutan menekan perut dan kemudian ketika sfingter esofagus bagian atas dilepaskan, isi lambung pun akhirnya keluar dan menyebabkan muntah.