Lada dikenal di Yunani pada abad ke 4 SM, mungkin sebagai barang mewah yang hanya mampu dibeli oleh orang yang sangat kaya. Kala itu, ladaa digunakan dalam obat-obatan dan untuk membumbui anggur.
Popularitas lada di Eropa meningkat secara dramatis pada 30 SM setelah penaklukan Roma atas Mesir, dan penggunaannya menyebar dengan cepat ke Gaul Romawi, Prancis, Jerman modern dan Inggris Romawi.
Lada menjadi bahan penting dalam makanan di dunia Romawi. Di zaman dahulu rempah lada hanya digunakan oleh bagsawan, di hampir semua makanan. Dalam buku masak yang dikaitkan dengan gourmet Romawi terkenal Apicius, lada termasuk dalam lebih dari 70% resep atau 349 dari 469.
Masakan Romawi diresapi dengan rasa eksotis, termasuk jahe dari Cina dan lada dari India. Lada India sangat populer, dan harganya sangat mahal. Itu digunakan dalam saus ikan dan daging, dalam obat-obatan dan tonik perangsang yang dipercaya dapat menyembuhkan.
Bangsa Romawi mulai melakukan perjalanan melintasi Laut Arab ke Pantai Malabar India selatan pada milenium pertama Masehi.
Rincian yang cukup spesifik dari perjalanan ini diturunkan di Periplus Laut Erythraean yang ditulis antara tahun 45 dan 55 M oleh seorang pelaut berbahasa Yunani yang tidak dikenal.
Sebagian besar lada diambil di kota Muziris di sepanjang pantai barat India, dengan kapal besar berkapasitas lebih dari 400 ton.