in

Mengapa Kita Gemar Mencorat-coret Saat Bosan?

Alasan gemar mencorat-coret saat bosan.

Pernahkah Anda berada pada situasi yang membosankan, seperti sedang mendengarkan orang berbicara lalu Anda mulai mencorat-coret kertas di hadapan Anda? Jika pernah mengalami situasi seperti ini, tidak perlu merasa bersalah karena ternyata aktivitas ini punya banyak manfaat. Tetapi, mengapa kebosanan cenderung mendorong kita untuk melakukan corat-coret atau menggambar?

Dikutip dari laman Harvard Health Publising, hal ini karena mencorat-coret atau menggambar memiliki hubungan dengan memori otak. Saat seseorang sedang bosan, sistem fight or flight dalam tubuh akan mulai melakukan segala hal yang bisa dilakukan untuk tetap waspada dan terjaga. Dan, mencorat-coret merupakan suatu bentuk rasa gelisah yang merupakan upaya terakhir untuk tetap berada dalam posisi terjaga dan menaruh perhatian.

Menariknya, pada tahun 2009, psikolog Jackie Andrade pernah melakukan sebuah eksperimen. Ia meminta sekitar 40 orang untuk mendengarkan pesan suara selama 29 menit yang isinya bertele-tele dan membosankan. Tetapi, setengah dari seluruh peserta mulai melakukan corat-coret ketika mendengarkan suara, dan setengahnya tidak. Anehnya, ketika ingatan mereka diuji soal detail panggilan, mereka yang mencorat-coret justru mengingat detail pesan dengan lebih baik.

Selain itu, memberikan perhatian pada satu hal terus menerus juga bisa mendatangkan ketegangan pada otak. Dan mencorat-coret dianggap bisa menjadi fase istirahat otak tanpa harus kehilangan minat total pada aktivitas sebelumnya. Terakhir, gambaran spontan seperti mencorat-coret juga meringankan tekanan psikologis sehingga memudahkan proses memperhatikan berbagai macam hal saat itu.