Asal-usul bika ambon masih tidak jelas. Meskipun nama kue tersebut memberikan kesan seolah-olah berasal dari Ambon, ibu kota Provinsi Maluku di timur Indonesia, sebenarnya kue ini merupakan makanan etnik yang terkenal di masyarakat Medan, Sumatera Utara.
Cerita lokal menyebut bahwa kue itu sengaja dibuat oleh orang Tionghoa Indonesia, yakni ibu yang tinggal di Jalan Ambon, Medan. Selain itu, bisnis bika ambon di Medan juga dimulai oleh pengusaha Tionghoa Indonesia.
Ada pula masyarakat di Medan yang berspekulasi bahwa kue tersebut dibawa oleh pedagang Ambon ke Medan, sehingga tempat itu menjadi sangat populer.
Spekulasi menarik lainnya tentang asal mula penamaan bika ambon dilontarkan oleh Christopher Tan yang menyebut bahwa kata “Bika” diserap dari bahasa Belanda.
Hal ini lantaran tekstur bagian dalam bika ambon menyerupai sarang lebah dan sarang madu, kata “sarang lebah” dalam bahasa Belanda adalah “bijenkor” diucapkan “bayenkorf”. Christopher Tan berspekulasi bahwa inilah asal mula kata “bika” atau “bingka.” Oleh karena itu, terciptalah bika ambon yang mungkin penamaannya dipengaruhi oleh bahasa Belanda.
Bika ambon biasanya dipanggang dalam cetakan kuningan atau tembaga. Seseorang bisa memanggang bika ambon dalam cetakan dan menyajikan kue dalam berbagai macam ukuran atau porsi.
Terkadang memanggang dan menyajikan bika ambon dalam porsi yang lebih kecil lebih disukai karena biasanya menghasilkan tekstur yang lebih lembut dan pulen.