in

Rupiah Berada di Level 14.000, Makin Jauh Tanda Resesi?

Ilustrasi grafik ekonomi (Foto: Pexels/Burak The Weekender)
Ilustrasi grafik ekonomi (Foto: Pexels/Burak The Weekender)

Mengacu pada Kurs BCA, nilai tukar 1 USD berada pada kisaran Rp14.732 per 3 Mei 2023. Artinya level nilai USD terhadap IDR berada di bawah Rp15.000. Padahal selama tahun 2022, rupiah terus mengalami pelemahan, hingga hampir menyentuh level Rp16.000.

Hal itu diperkuat oleh pernyataan salah satu pemimpin organisasi ekonomi global, yang mengatakan bahwa tanda-tanda resesi semakin nyata. Salah satunya adalah pendapat dari Presiden Bank Dunia, David Malpass yang ia sampaikan pada tanggal 28 September 2022.

David Malpass menyampaikan pidato pesimistis tentang kondisi anak-anak yang terdampak kemiskinan dan kondisi keuangan banyak negara yang semakin memperhatinkan.

“Bukti dari Bank Dunia menunjukkan bahwa 70% anak-anak dari negara menengah dan ke bawah tak punya kemampuan literasi yang baik–di mana anak-anak tak bisa membaca dan mengerti teks sederhana di umur 10 tahun. Covid-19 memperburuk krisis pembelajaran global yang berdampak pada hasil edukasi dan pembelajaran yang mengejutkan dalam catatan sejarah,” katanya.

Kemudian David menambahkan bahwa kondisi geopolitik, seperti perang yang terjadi Ukraina juga semakin memperparah kondisi ekonomi global.

“Grup Bank Dunia belum membiayai proyek batu bara baru sejak 2010 dan telah bekerja secara aktif dengan negara-negara berkembang dan mitra dalam komunitas global untuk mengembalikan kecenderungan peningkatan penggunaan bahan bakar emisi karbon tinggi. Namun karena invasi Rusia ke Ukraina, dan pasokan gas alam yang terbatas dan mahal, pembangkit listrik tenaga batu bara ditunda penutupannya di seluruh dunia, dan penambangan batu bara mempercepat resesi global.”

Namun, fakta berkata sebaliknya. Memasuki Q2 2023, banyak negara-negara maju dan berkembang yang mengubah strategi dan poros ekonomi. Salah satunya adalah munculnya negara-negara anggota BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa).

Tujuan BRICS adalah untuk mengurangi ketergantungan transaksi dengan Dolar Amerika Serikat. Sehingga beban kurs dan biaya lainnya dari sebuah perdagangan bisa lebih murah.

Selain itu, Indonesia melalui Bank Indonesia juga melakukan hal yang sama. Baru-baru ini Bank Indonesia sepakati kerja sama dengan Bank Korea Selatan untuk menggunakan masing-masing mata uang dalam bertransaksi.

Hal itu semakin mempertegas bahwa kemungkinan terjadinya resesi di tahun 2023 sangat kecil.