Sambal di Indonesia, biasanya terbuat dari campuran berbagai cabai dengan bahan tambahan seperti terasi, bawang putih, jahe, bawang merah, daun bawang, gula aren, dan air jeruk nipis.
Sambal adalah kata serapan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Jawa, sambel yang berarti dihancurkan atau dilumatkan. Pelengkap makanan ini sebenarnya juga bisa ditemukan di beberapa negara lainnya, seperti Singapura, Malaysia, Brunei, dan Sri Lanka.
Berbagai resep sambal biasanya disajikan sebagai bumbu pedas untuk melengkapi aneka hidangan, seperti ikan bakar, ikan goreng, ayam goreng, iga penyet, dan aneka kuah soto, serta disajikan dengan lalap atau sayuran mentah. Ada 200 lebih varian sambal di Indonesia, dan sebagian besarnya berasal dari Jawa.
Sambal sering digambarkan sebagai makanan khas Indonesia yang pedas. Namun bahan utamanya, cabai, bukan berasal dari Asia Tenggara, melainkan dari Amerika.
Adapun varian cabe yang sering digunakan dalam resep sambal antara lain cabai rawit. Selain itu, ada pula berbagai jenis cabe lainnya, cabai merah keriting, cabai merah besar, cabai hijau, cabai gendol, hingga cabai jalapeno.
Orang-orang di Asia Tenggara Maritim sudah mengenal jenis makanan pedas sebelum abad ke-16. Bumbu pedas yang disebut cabya telah menjadi komoditas berharga di pasar Jawa sejak zaman Kerajaan Mataram kuno, sekitar abad ke-10.
Cabya sebenarnya mengacu pada cabe Jawa atau cabe Bali. Sebelum pengenalan Capsicum dari Amerika pada abad ke-16, cabya banyak digunakan dan dibudidayakan sebagai bumbu pedas di Jawa.
Belakangan, tak hanya sambal dari Jawa, sambal dari Bali juga mulai tersohor dan bisa ditemukan di berbagai rumah makan dengan mudah. Misalnya, sambal matah, sambal embe, sambal sere hingga sambal belimbing.