Telur adalah bahan makanan yang mungkin paling digemari karena mudah untuk diolah. Telur bisa dimasak menjadi telur goreng, digunakan sebagai isian roti bakar atau disandingkan dengan burger. Namun, yang perlu diingat, Anda perlu berhati-hati saat menyimpan telur karena telur mudah rusak.
Selain karena memiliki nilai gizi yang tinggi, telur juga sangat rentan terhadap bakteri. Salah satu bakteri yang paling sering ditemukan adalah Salmonella entertidis. Kabar buruknya, cangkang telur memiliki pori yang memungkinkan bakteri bisa menembus pori tersebut dan menginfeksi lapisan dalam telur.
Jadi, cara terbaiknya adalah dengan pendinginan. Bakteri tidak suka suhu dingin, karena mereka tidak bisa tumbuh dengan baik. Dan penelitian menunjukkan bahwa menyimpan telur sebaiknya pada suhu 4 derajat celcius untuk bisa menghambat pertumbuhan Salmonella serta berbagai jenis bakteri lainnya seperti E.coli.
Kabar baiknya rata-rata suhu lemari es adalah 4 derajat celsicus. Jadi ketika ada bakteri yang bersentuhan dengan cangkang telur, pertumbuhan bakteri pada telur bisa dicegah dengan cara disimpan di kulkas. Namun, bukan berarti bakteri tidak akan tumbuh sama sekali.
Kulkas hanya membuat bakteri tumbuh perlahan atau memperlambat pertumbuhan bakteri. Itulah sebabnya, paling baik telur di simpan di lemari es kurang dari 6 minggu.
Dikutip dari laman Science ABC, tips terbaiknya adalah simpan telur di bagian belakang lemari es. Jangan menyimpannya di bagian depan dekat pintu kulkas. Sebab, setiap kali Anda membuka kulkas, udara luar dan uap air akan masuk ke dalam.
Perubahan suhu ini dapat menyebabkan terbentuknya uap air dan menambah kelembapan pada telur. Lebih baik simpan pula di dalam karton untuk menghindarkan telur dari kelembapan dan bau bahan makanan lain yang bisa menembus kulit telur, sehingga telur bisa tetap segar.