Cuaca sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk mempengaruhi gaya pakaian, acara atau bahkan menu makanan. Tetapi, selain mempengaruhi beberapa hal tersebut, cuaca juga seringkali dihubungkan dengan resiko jatuh sakit.
Sudah menjadi rahasia umum di masyarakat, bahwa cuaca yang labil dan cenderung berubah-ubah menyebabkan tubuh jadi lebih mudah sakit. Tetapi bisakah asumsi umum ini dibuktikan secara ilmiah?
Sebenarnya, jika merujuk pada bukti ilmiah, hingga saat ini tidak ada cukup bukti yang bisa menjustifikasi argumen bahwa kondisi cuaca yang berubah-ubah menyebabkan sakit. Dibanding menyalahkan cuaca, ada banyak sekali faktor termasuk perilaku diri sendiri yang bisa menyebabkan sakit. Perlu diingat bahwa banyak organisme yang bisa membawa penyakit di luar sana. Berbagai jenis kuman juga bisa berkembang biak pada musim yang berbeda meski menimbulkan gejala yang sama.
Jadi, seringkali walaupun terserang kuman yang berbeda di musim yang berbeda, orang menyebutnya flu secara umum. Selain itu, orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah juga cenderung mudah sakit. Tetapi, karena gagasan umum mengenai fluktuasi cuaca sangat kuat tertanam, akhirnya mereka yang mudah sakit jadi lebih sering memperhatikan kondisi tubuh saat terjadi perubahan cuaca.
Meski memang tidak bisa sepenuhnya menganggap gagasan ini sebagai mitos, tetapi sejauh ini belum ada cukup bukti atau data untuk menerimanya sebagai fakta. Cara terbaik untuk menerima gagasan ini adalah dengan meperkuat imun tubuh dengan berolahraga dan makan makanan sehat sehingga kita jadi tidak mudah sakit.