Proses melihat dengan mata bermula dari lingkaran hitam di mata yang bernama pupil. Pupil disebut sebagai jendela mata di dunia karena melaluinya cahaya bisa masuk ke mata. Ketika cahaya masuk ke mata, ia kemudian akan melewati lensa, yang akan memfokuskan cahaya pada area di belakang mata yang biasa kita sebut retina. Di sinilah sel-sel khusus akan mendeteksi cahaya dan mengirim sinyal ke otak, kemudian barulah kita bisa melihat.
Tetapi, seiring bertambahnya usia, lensa mata jadi tidak begitu baik dalam bekerja dan tidak dapat memfokuskan cahaya sebaik itu. Dan sebagai solusinya, kita kadang menyipitkan mata untuk mendapatkan penglihatan yang lebih jelas. Mengapa ini bisa terjadi?
Karena dengan menyipitkan mata, sebenarnya itu akan mengubah bentuk mata menjadi lebih kecil dan cahaya jadi lebih terfokus dengan benar pada retina.
Selain itu, dikutip dari laman Cornell Center for Material Research, melihat dengan mata menyipit juga akan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Dengan menyipitkan mata dan meminimalisir cahaya yang masuk akan memungkinkan cahaya melewati area yang lebih dekat dengan bagian tengah lensa sehingga menciptakan gambar yang lebih fokus.
Hal Ini menjadi sangat membantu karena ada beberapa faktor seperti usia, kerusakan dan genetika yang menyebabkan cahaya yang melewati lensa jadi dibelokkan dengan tidak benar dan justru melewatkan titik fokus. Semakin jauh cahaya dari pusat lensa semakin jauh pula dari titik fokusnya. Untuk itu penting untuk meminimalisir cahaya yang masuk.
Jadi, kesimpulannya, menyipitkan mata bisa bekerja dengan dua mekanisme. Pertama dengan mengubah bentuk mata dan yang kedua membiarkan cahaya masuk yang dapat difokuskan lebih tepat oleh lensa mata.