Netflix berencana untuk memangkas anggaran hingga US$300 juta atau setara Rp4,4 T tahun ini. Bukanlah tanpa alasan, menurut The Wall Street Journal penghematan besar-besaran ini lantaran tertundanya kebijakan larangan berbagi password yang diundur ke paruh kedua tahun ini.
Meski jumlah tersebut bukanlah nominal yang kecil, namun anggaran itu tidak seberapa dibandingkan total keseluruhan anggaran Netflix. Pada tahun lalu saja, biaya operasional Netflix memakan US$26 miliar atau Rp385 T.
Berbagai cara juga telah dilakukan Netflix untuk menambah pemasukan mereka. Sebelumnya, Netflix mengumumkan larangan berbagi password di Kanada, Selandia Baru, Portugal, dan Spanyol. Artinya, pemilik akun Netflix di negara tersebut harus mengatur lokasi utama mereka sehinga orang lain yang terletak di lokasi berbeda tidak boleh menggunakan akun yang sama.
Selain itu, Netflix juga secara mengejutkan perkenalkan paket berlangganan dengan iklan pada November lalu. Dengan metode ini, pelanggan bisa berlangganan Netflix lebih murah, namun harus bersabar untuk menghadapi iklan.
Berbagai wacana tersebut merupakan cara Netflix untuk tetap bisa bertahan di tengah gempuran menjamurnya platform OTT lain, mulai dari Disney+ hingga HBO Max.
Sebelumnya, Netflix juga telah mewanti-wanti jajarannya untuk memaksimalkan anggaran dengan baik, tak terkecuali soal perekrutan pegawai. Kendati begitu, platform OTT tersebut belum melakukan PHK massal pada tahun ini sebagaimana yang santer dilakukan perusahaan tech lainnya.