Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo buka suara soal berbagai isu kecurangan yang mencoreng gelaran pesta olahraga SEA Games 2023. Ia mengaku bahwa sudah mengantisipasi isu kurang sedap tersebut lebih awal.
“Itu sebenernya sudah kami sampaikan dari awal. Memang, yang namanya tuan rumah memiliki privilege dan kita harus menerima pahit,” katanya.
Oleh karenanya, Kemenpora telah melakukan langkah nyata untuk menyikapi hal ini, yakni dengan mengirim tim hukum untuk memberikan pendampingan advokasi dan meminimalisir terjadinya kerugian bagi kontingen Indonesia.
“Pendampingan advokasi ini memang kita fokuskan. Saya udah melihat potensi ini dari akhir minggu lalu, makanya kami dari Kemenpora langsung meminta staf khusus Kemenpora bidang hukum untuk terbang ke sana dan memantau SEA Games.”
Dalam beberapa cabor, Indonesia memang sempat melakukan banding. Sebut saja cabang e-sport Valorant nomor mixed team yang sempat terkendala karena tim Singapura diduga melakukan kecurangan dengan menggunakan bug cyber. Banding Indonesia pun diterima sehingga medali emas diberikan kepada Indonesia dan Singapura sekaligus.
Tak hanya itu, pengajuan banding juga sempat dilakukan oleh Safira Dwi Meilani untuk cabor silat. Hasilnya, Safira dinyatakan berhak memperoleh emas.
Dito juga menanggapi dengan jenaka tim basket Kamboja yang didominasi oleh pemain asal Amerika sehingga mampu merebut emas.
“Lawan tim Kamboja udah kaya lawan tim Amerika. Jadi pemainnya dari Amerika delapan. Ya, namanya tuan rumah. Saya juga bingung mau berkata apa,” imbuh Dito.