Meski pada umumnya, warna api akan muncul dalam dua warna yaitu merah dan oranye. Tetapi sebenarnya warna api bisa muncul dalam berbagai warna berbeda, tak hanya oranye dan merah saja.
Api bisa muncul dalam warna putih, biru, hijau dan lain sebagainya. Lalu, apa yang menyebabkan api bisa muncul dengan warna yang berbeda-beda? Sebenarnya, setiap api akan muncul dengan warna yang berbeda-beda bergantung pada dua hal yaitu, suhu dan bahan yang dibakar.
Jika berbicara soal suhunya, warna api yang merah akan muncul karena memiliki suhu mulai dari 977 derajat Fahrenheit hingga 1.830 derajat Fahrenheit. Sedangkan api jingga menyala pada suhu 2.010 derajat Fahrenheit hingga 2.190 derajat Fahrenheit. Dan api terpanas, akan berwarna putih dan menyala dengan suhu 2.370 derajat Fahrenheit hingga 2.730 derajat Fahrenheit.
Konsep warna dan suhu ini juga terjadi tak hanya pada api, tetapi juga pada banyak benda langit seperti misalnya, bintang dan matahari. Sebagai contoh, dikutip dari laman IOWA Department of Natural Resources, matahari, memiliki suhu permukaan hingga 10.000 Fahrenheit.
Lebih lanjut, warna api juga dipengaruhi oleh bahan dibakar serta jenis senyawa berbeda yang dihasilkan. Misalnya, nyala api kayu yang disebabkan oleh zat berbeda akan memunculkan warna yang berbeda pula. Warna jingga terang, pada sebagian besar nyala api disebabkan oleh natrium yang jika dipanaskan akan memancarkan cahaya yang kuat berwarna jingga.
Sedangkan warna biru pada api kayu berasal dari karbon dan hidrogen, yang mana zat ini akan memancarkan warna ungu dan biru. Selain itu, senyawa tembaga juga akan menghasilkan api berwarna hijau atau biru. Sedangkan senyawa litium akan menghasilkan api berwarna merah.