Gula dan pemanis buatan tentu memiliki perbedaan rasa, meski keduanya memiliki rasa utama yaitu manis. Tetapi, pada kenyataanya, beberapa orang menganggap bahwa rasa manis pada pemanis buatan juga disertai dengan rasa pahit.
Lalu, apa sebabnya? Dikutip dari laman Taste of Home, perbedaan genetik diketahui menjadi alasan mengapa rasa manis pada pemanis buatan juga diterjemahkan sebagai rasa pahit pada beberapa orang. Selain itu, sebuah penelitian baru di Penn State menemukan bahwa pemanis tanpa kalori, Acesulfame-K (Ace-K) memang bisa terasa pahit pada beberapa orang.
Memang pada prosesnya terjadi banyak perbedaan antara efek gula dan pemanis buatan pada reseptor rasa manis di mulut kita. Gula dianggap selalu cocok dengan reseptor manis kita. Tetapi, di sisi lain pemanis buatan tidak selalu seperti itu.
Contohnya pada kasus pemanis Ace-K yang pada umumnya berkaitan dengan reseptor rasa manis. Sedangkan pada beberapa orang yang lain, pemanis ini mengaktifkan reseptor manis dan pahit secara bersamaan. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa pemanis buatan bisa mendatangkan rasa pahit pada beberapa orang.
Sebenarnya, yang bertanggung jawab adalah variasi dalam dua gen reseptor rasa yang mengirimkan sinyal ke otak. Kedua gen ini akan bekerja secara independen tetapi membentuk serangkaian respon.
Manusia memiliki 25 reseptor rasa pahit dan satu reseptor rasa manis yang seolah bekerja sebagai gembok pada gerbang. Ketika ada molekul yang cocok dengan reseptor tertentu, maka otak akan menafsirkan sinyal ini sebagai rasa. Beberapa sinyal akan menjadi rasa yang menyenangkan dan yang lainnya tidak. Nah, pada sebagain besar orang, molekul Ace-k pada pemanis buatan lebih cocok ke gerbang pahit dibanding manis. Inilah yang mendatangkan rasa pahit pada pemanis buatan.