The Times melaporkan bahwa Rolls-Royce Holdings Plc kemungkinan akan memangkas ribuan pekerjanya. Spekulasi ini muncul ketika perusahaan ini menyewa McKinsey & Co, perusahaan yang fokus pada ketenagakerjaan untuk membantu mereka merestrukturisasi operasi mereka.
Rolls-Royce Holdings Plc disebut bakal menggabungkan departemen-departemen di divisi pertahanan, dan sistem inti. Hal ini akan mengakibatkan pemangkasan 30.000 pekerja. Kantor pusat mereka yang terletak di Derby diperkirakan bakal paling banyak kehilangan pekerja.
Diperkirakan personel yang bertanggung jawab atas tugas-tugas administratif juga akan terpengaruh. Saat ditanya mengenai hal ini, juru bicara dari Rolls-Royce Holdings Plc berkomentar bahwa mereka bekerja tengah menata ulang fungsi pekerjaan tertentu secara cepat. Namun mereka mengklaim bahwa tidak ada keputusan yang akan berdampak pada karyawan dan rumor soal PHK massal hanyalah spekulasi.
CEO Rolls-Royce Holdings Plc, Tufan Erginbilgic, memulai perombakan bisnis, yang melibatkan perubahan pada personil eksekutif.
Seperti diketahui, sektor penerbangan di seluruh dunia sedang mengalami penurunan produksi karena ketiadaan suku cadang dan pekerja yang terampil. Selain itu, sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia membuat supply material seperti titanium untuk motor pesawat mengalami hambatan.
Rolls-Royce Holdings Plc, merupakan perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan yang bergabung pada tahun 2011 dengan Rolls Royce. Sementara itu, Rolls-Royce sendiri sudah didirikan sejak 1904. Perusahaan ini bekerja untuk mengembangkan dan menyediakan sistem tenaga untuk sektor penerbangan serta industri lainnya.