Dangke adalah keju unik yang berasal dari Enrekang, Sulawesi Selatan. Keju semi lunak ini secara tradisional dibuat dari susu kerbau, meskipun susu sapi banyak digunakan karena susu kerbau sudah langka.
Dangke digumpalkan dengan enzim getah pepaya yang disebut papain. Daun pepaya dikenal cukup pahit, jadi pembuat dangke harus berhati-hati saat mencampurnya agar keju tidak terasa pahit. Tekstur dangke elastis dan kenyal mirip dengan tahu, dan biasanya dibungkus dengan daun pisang.
Kejunya tidak mudah meleleh, sehingga sering dimakan begitu saja atau digoreng dengan minyak setelah direndam dalam bawang putih dan ketumbar.
Dangke sering dimakan dengan nasi, dan diyakini namanya berasal dari frase Belanda dank u (wel), artinya terima kasih. Frase yang diucapkan oleh orang Belanda pada kunjungan pertama mereka ke Sulawesi Selatan ketika mereka disuguhi keju ini.
Dangke berasal dari Kabupaten Enrekang, Baraka, Anggeraja, dan Alla. Dangke diolah dengan merebus susu kerbau atau sapi segar dengan irisan daun pepaya, batang, atau buah pepaya muda. Dangke biasanya direndam dalam larutan garam semalaman sebelum dibungkus dengan daun pisang untuk menutupi rasa pahit akibat penambahan daun pepaya.
Dangke dibuat dengan cara memanaskan susu murni hingga mendidih, kehati-hatian harus dilakukan selama proses perebusan karena resiko meluap. Untuk mendapatkan serat susu dangke saat susu sudah mendidih, tambahkan sedikit getah pepaya dengan perbandingan kira-kira dua tetes per liter susu.
Jangan berlebihan karena bisa membuatnya pahit dan gumpalan serat susu tidak bisa mengental. Getah pepaya berguna untuk memisahkan serat susu protein dari air.
Serat susu yang sudah berbentuk gumpalan kemudian disaring, ditiriskan airnya, lalu dimasukkan ke dalam cetakan yang terbuat dari batok kelapa. Untuk mendapatkan rasa yang lezat kamu bisa menambahkan garam saat merebusnya.
Dangke dapat disajikan langsung sebagai lauk berprotein tinggi atau diolah menjadi variasi makanan lain seperti dangke bakar, dangke tumis, kerupuk dangke dan lain-lain.
Dangke mirip dengan Dadiah di Sumatera Barat, namun Dangke dibuat dengan cara memanaskan susu dan pepaya sehingga menghasilkan bentuk padat saat didinginkan. Sementara Dadiah dibuat dengan fermentasi susu dan memiliki tekstur yang lembut.