Rambutan atau dikenal dengan nama latin Nephelium lappaceum adalah buah asli Asia Tenggara. Tumbuh di pohon yang tingginya bisa mencapai 80 kaki, atau 27 meter dan tumbuh paling baik di iklim tropis, seperti di Malaysia dan Indonesia.
Buahnya berkerabat dengan buah leci dan lengkeng dan memiliki tampilan yang mirip saat dikupas. Dagingnya yang putih bening memiliki rasa yang manis namun lembut dan mengandung biji di tengahnya.
Sekitar abad ke 13 hingga ke 15, para pedagang Arab, yang berperan besar dalam perdagangan Samudra Hindia, memperkenalkan rambutan ke Zanzibar dan Pemba di Afrika Timur. Mereka menyebarkan rambutan, karena di daerah Arab dan India, buah ini tidak berhasil tumbuh dengan baik.
Pada abad ke 19, Belanda memperkenalkan rambutan dari koloni mereka di Asia Tenggara ke Suriname di Amerika Selatan, hingga menyebar ke Amerika dan ditanam di dataran rendah pesisir Kolombia, Ekuador, Kosta Rika, dan Kuba.
Di Filipina rambutan diperkenalkan pada tahun 1912, lanjut dilakukan pada tahun 1920 dari Indonesia dan tahun 1930 dari Malaya, namun hingga tahun 1950-an penyebarannya terbatas.
Saat rambutan mulai diperkenalkan di bagian tenggara Amerika, dengan benih yang diimpor dari Jawa pada tahun 1906, tetapi spesies tersebut terbukti tidak berhasil.
Rambutan tumbuh di Malaysia dan Indonesia. Mereka telah banyak dibudidayakan di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, Sri Lanka, Indonesia, Singapura, dan Filipina. Rambutan telah menyebar dari sana ke beberapa bagian Asia, Afrika, Oseania, dan Amerika Tengah.
Nama rambutan berasal dari kata Melayu rambut yang berarti “rambut” karena adanya banyak tonjolan rambut buah, demikian pula, di Vietnam, mereka disebut chôm chôm, artinya ‘rambut berantakan’.
Rambutan sangat bergizi dan dapat menawarkan manfaat kesehatan mulai dari penurunan berat badan dan pencernaan yang lebih baik hingga peningkatan daya tahan terhadap infeksi.