in

Sederet Hal Buruk untuk Kesehatan, Jika Kamu Malas Bergerak

Tidak bermimpi saat tidur (Freepik)

Gaya hidup yang menjamur pada pekerja masa kini menyebabkan orang tidak bergerak secara aktif. Pasalnya sistem kerja jarak jauh mengurangi intensitas gerak tubuh yang berisiko buruk bagi kesehatan. Data dari badan kesehatan dunia atau WHO menyebutkan bahwa lebih dari 80% orang dewasa di dunia kurang aktif bergerak.

Terdengar sepele, namun faktanya jika tidak segera diatasi akan berdampak buruk pada kondisi kesehatan tubuh Anda. Berikut adalah berbagai gangguan kesehatan akibat kurang gerak.

Ilustrasi malas gerak. Foto: Halodoc.

Tritis arthritis

Penyakit ini merupakan jenis radang pada persendian tubuh dengan gejala sendi bengkak, nyeri, dan kaku, sehingga anngota tubuhmu sulit digerakkan. Penyakit tritis arthritis banyak terjadi pada tubuh yang kurang bergerak. Sementara kerja di depan komputer berjam-jam menyebabkan tubuh minim bergerak.

Gejala lain dari kurang bergerak adalah pengapuran sendi, padahal sendi harus menjadi penopang utama tubuh Anda.

Penyakit kardiovaskular

Jika memiliki waktu luang seharusnya di isi dengan berbagai aktivitas dan banyak bergerak. Pasalnya banyak bergerak dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular, sedangkan mereka yang kurang gerak rentan terkena penyakit ini.

Saat beraktivitas jantung akan memompa darah lebih banyak dan mengalirkannya ke seluruh tubuh dengan lebih baik. Selain itu kalori dan lemak ikut terbakar sehingga dapat mengontrol berat badan dan kolesterol dalam tubuh.

Obesitas

Tubuh manusia membutuhkan asupan 2000 hingga 2500 kalori untuk tubuh ideal. Sedangkan jika kalori yang diterima tubuh berlebih, maka sistemnya akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan makanan.

Jika kamu malas gerak, tubuh tentunya tubuh tidak akan memproses energi dari makanan, sedangkan lemak tubuh semakin banyak dan menyebabkan berat badan naik.

Diabetes melitus tipe 2

Ketika tubuh malas bergerak, glukosa dalam darah tidak akan menjadi energi, akibatnya kadar gula darah akan meningkat dan dalam jangka panjang akan menyebabkan resistensi insulin. Inilah yang menjadi pemicu utama diabetes melitus tipe 2.

Aktivitas fisik yang cukup dapat mengontrol dan mencegah resistensi insulin. Aktivitas seperti aerobik dan latihan kekuatan otot dapat meningkatkan kerja insulin, serta mengontrol kadar gula darah.