Kita mungkin pernah bertemu dengan orang lain yang tinggi badannya mencapai 2 meter. Misalnya, saat bertemu dengan atlet sepak bola, basket atau voli yang rata-rata memiliki postur tubuh tinggi. Memang sejatinya tinggi tubuh manusia itu berbeda-beda. Tetapi, terlepas dari perbedaan ini, mengapa manusia tidak bisa mencapai tinggi yang ekstrem, misalnya 5 meter?
Dikutip dari laman Popular Science, hal ini terjadi karena evolusi. Menurut Terence D. Capellini, ahli biologi evolusi manusia di Universitas Harvard, menjelaskan ukuran tinggi manusia bukan hanya sekadar tinggi badan. Tinggi juga mencakup keseluruhan pertumbuhan biologis suatu organisme.
Menurut dugaan para peneliti, ukuran tinggi seseorang erat kaitannya dengan proses pertumbuhan seperti perkembangan organ. Selama jutaan tahun, seleksi alam telah menempa genom (kumpulan gen-gen yang terdapat di dalam setiap sel individu organisme) manusia dan mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan organ melalui gen yang terhubung dan pertumbuhan jaringan.
Tinggi manusia juga umumnya merata di sekitar fase pubertas. Ketika masuk pada fase tersebut, saat itulah mekanisme evolusioner akan terlibat. Kemudian, saat telah mencapai tinggi yang telah ditentukan sebelumnya, mekanisme biologis yang disebut penuaan terprogram akan mematikan gen yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan.
Tetapi pada prosesnya, fase ini juga dipengaruhi oleh ratusan gen. Sebuah penelitian di tahun 2018 pernah menemukan bahwa lebih dari 500 gen mempengaruhi dan berhubungan dengan tinggi badan. Gen ini juga memanipulasi perilaku dan mengontrol panjang tulang.