in

Mengapa Bumerang Kembali Sendiri Usai Dilempar?

Ilustrasi bumerang (Pixabay)

Bumerang adalah salah satu bagian penting dari budaya suku Aborigin asal Autralia yang bahkan sudah terkenal di seluruh dunia. Berumur lebih dari 10.000 tahun, senjata ini awalnya digunakan oleh penduduk asli Australia untuk berburu, berkelahi, atau digunakan dalam upacara. Tetapi, menariknya, saat bumerang dilemparkan, mengapa bumerang bisa kembali ke tempat semula?

Dikutip dari laman Street Science, hal ini bisa terjadi karena bentuk bumerang itu sendiri. Pada bentuk bumerang yang tradisional yang paling kita kenal adalah bentuk melengkung dengan dua lengan. Kedua lengan bumerang bisa berukuran berapa pun tetapi jika disatukan akan membentuk sudut 60 hingga 80 derajat.

Setiap lengan bumerang akan memiliki bentuk yang mirip dengan bentuk sayap pesawat atau aerofoil. Perlu diketahui juga bahwa bentuk aerofoil memungkinkan pesawat untuk terbang. Bentuk inilah juga yang membuat bumerang bisa kembali ke tempat semula. Bentuk aerofoil sendiri adalah lonjong dan memanjang tetapi bagian bawah lebih rata dan bagian atasnya lebih melengkung. Lalu, karena bentuknya, saat aerofoil bergerak, ia akan membelah udara yang dilalui.

Udara yang melewati tepi atas aerofoil akan bergerak lebih cepat dari pada yang lewat melalui bawah. Sedangkan udara yang lebih cepat akan memiliki kerapatan yang lebih rendah daripada udara di bawah sayap. Ini akan memungkinkan sayap didorong ke atas menjauh dari tanah. Tetapi, pada saat yang sama, udara yang lewat di bawah sayap akan dibelokkan dan didorong ke bawah. Hal ini memungkinkan bumerang untuk terbang.

Selain itu, yang membuatnya bisa kembali adalah apa yang disebut dengan presisi giroskopik, yaitu gaya yang dihasilkan oleh benda berputar. Daya angkat yang dihasilkan oleh bentuk sayap aerofil memiringkan bumerang saat terbang dan presisi girokopik akan menyebabkan bumerang berputar. Kombinasi dari kedua fenomena ini akan membuat bumerang terbang melingkar dan kembali lagi usai dilemparkan.