in

Apakah Mobil Listrik Benar-benar Ramah Lingkungan?

(FILES) This file photo taken on September 11, 2020 shows a Volkswagen ID.3 electric car that is being charged in Dresden, eastern Germany. - German automobile giant Volkswagen said on March 16, 2021 it is aiming to sell a million electrified vehicles in 2021 and dominate the market by 2025, as it races to catch up with US pioneer Tesla. (Photo by JENS SCHLUETER / AFP)

Pada KTT ASEAN beberapa waktu lalu di Indonesia, salah satu topik yang dibahas adalah pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Bahkan selama acara tersebut, banyak mobil listrik yang digunakan pemerintah Indonesia.

Secara umum, sebagian besar mobil listrik yang ada saat ini menghasilkan emisi yang jauh lebih sedikit daripada mobil bensin. Namun, menurut Fanny Tri Jambore, Manajer Kampanye Pertambangan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), kendaraan listrik belum bisa dianggap sebagai bagian dari transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Produksi dan pengisian baterai kendaraan listrik terus berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca yang tinggi. Di sisi lain, kegiatan pertambangan nikel masih memiliki dampak signifikan terhadap kerusakan lingkungan.

Hal ini juga didukung oleh analis otomotif Abhilash Gupta dari perusahaan riset Counterpoint, yang menyatakan bahwa produksi baterai kendaraan listrik tidak mungkin netral karbon. Selain itu, peningkatan aktivitas pertambangan dan manufaktur di industri ini dapat menimbulkan risiko terhadap lingkungan dan hak asasi manusia.

Sel baterai seperti lithium-ion yang digunakan pada sebagian besar kendaraan listrik bergantung pada elemen langka seperti kobalt, litium, dan elemen Bumi lainnya.

Bahan-bahan mentah ini sering kali menimbulkan masalah lingkungan dan hak asasi manusia yang serius. Kobalt adalah salah satu yang paling diperdebatkan. Penambangan kobalt menghasilkan limbah tailing dan slag yang berbahaya yang dapat mencemari lingkungan sekitar.

Penelitian juga menunjukkan tingginya tingkat paparan kobalt dan logam lainnya pada penduduk setempat, terutama anak-anak.