Angsa sangat identik dengan bulunya yang berwarna putih bersih. Angsa termasuk burung air yang berukuran besar.
Karena ukurannya yang cukup besar, angsa sangat jarang terlihat terbang. Hewan berleher panjang ini lebih banyak berjalan di daratan atau berenang di air.
Di Indonesia, angsa umumnya dijadikan sebagai hewan ternak. Angsa dapat menghasilkan telur dan juga daging yang bisa diperjual belikan.
Selain bisa diternak, ada pula angsa yang dibiarkan hidup liar di alam. Di alam liar, hewan ini hidup berkoloni dengan jumlah kurang lebih 100 ekor per koloni.
Angsa biasanya ditakuti oleh beberapa orang terutama anak-anak. Pasalnya, angsa sangat agresif dan mudah menyerang manusia.
Meskipun demikian, ada banyak pelajaran berharga dari mengamati kehidupan angsa. Berikut tiga filosofi hidup dari angsa yang baik untuk dijadikan contoh.
Saling menjaga satu sama lain
Pada dasarnya, angsa agresif pada manusia atau hewan lainnya karena naluri alaminya untuk saling menjaga. Angsa menyerang sebagai wujud menjaga koloninya dari hal yang bisa mengancam.
Hal ini bisa diteladani dengan saling menjaga sesama manusia. Hal ini bisa dimulai pertama kali di lingkungan keluarga.
Kompak dalam segala hal
Di alam liar, angsa termasuk hewan yang sering melakukan migrasi bersama koloninya. Hal ini mencerminkan kekompakan angsa dalam kelompoknya.
Kemampuan angsa untuk menjaga kekompakannya dalam segala hal mengajarkan untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan. Angsa tidak pernah bercerai berai, bahkan sangat jarang ditemukan angsa berkelahi seperti hewan-hewan lain.
Memiliki kesetiaan pada pasangan
Angsa memiliki kebiasaan monogami atau setia kepada pasangan hingga salah satunya mati. Angsa terbiasa dengan satu pasangan sepanjang hidupnya.
Hal ini merupakan harga mahal yang perlu ditiru. Kesetian menjadi hal yang sangat mahal untuk dilakukan.