Paparan polusi sejak dulu dianggap memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Tetapi, tak hanya berdampak pada kesehatan pernapasan, para ahli juga mulai mempertimbangkan bahwa polusi bisa memperburuk gejala eksim.
Dikutip dari laman Medical News Today, penelitian menemukan bahwa orang yang terpapar tingkat polusi tinggi menjadi beresiko lebih tinggi dalam mengembangkan gejala eksim.
Sebagai informasi, eksim atau dermatitis atopic adalah istilah umum untuk menyebut kondisi kulit yang mengalami peradangan kronis. Ciri utama peradangan ini biasanya adalah kulit terasa kering dan gatal.
Sejak tahun 1970-an kasus-kasus eksim telah meningkat hingga tiga kali lipat di negara industri dan membuat penyakit kulit ini menjadi yang paling umum di Amerika Serikat. Bahkan meningkatnya kasus eksim juga paling popular di wilayah perkotaan. Sampai para ahli menganggap eksim adalah epidemi pada populasi perkotaan.
Memang beberapa faktor gaya hidup dan lingkungan termasuk paparan polusi bisa mempengaruhi seberapa sering eksim terjadi pada populasi suatu wilayah. Sebuah penelitian pada anak-anak dan orang dewasa juga menemukan bahwa ada kaitan antara paparan tingkat polusi tertentu dengan peningkatan gejala eksim.
Polusi nyatanya bisa memicu peradangan pada penderita eksim. Menurut Dr Matsui, associate chair for research in Departement of Population Health mengatakan bahwa kulit eksim rentan dengan polusi. Ini karena barrier kulit yang dibentuk oleh sel yang melapisi permukaan kulit terganggu. Hasilnya, kondisi ini memungkinkan zat di lingkungan seperti polusi udara menembus permukaan bawah kulit dan bisa berinteraksi dengan sel kekebalan.