Lima abad sudah umur lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci. Potret lukisan yang dibuat tahun 1503 ini, kini tergantung di balik kaca anti peluru di museum Louvre. Selama ini, lukisan fenomenal milik Da Vinci ini telah menarik ribuan penonton berdesakan setiap harinya.
Meski jika dilihat dengan dekat, akan ada potret kecil seorang wanita biasa dengan pakaian sopan dan kerudung transparan. Si perempuan juga menggunakan jubah gelap tanpa perhiasan, lengkap dengan senyum dan tatapan yang membingungkan. Lalu, apa yang membuat lukisan ini jadi sangat populer dan fenomenal?
Ada banyak teori mengenai mengapa Mona Lisa sangatlah populer. Menurut profesor sejarah dan penulis biografi Leonardo, Walter Isaacson, Mona Lisa sangat populer karena setiap orang yang melihatnya bisa terlibat secara emosional dengan lukisan tersebut.
Dikutip dari laman Science ABC, ada sesuatu yang disebut dengan efek Mona Lisa. Efek Mona Lisa merupakan fenomena yang membuat siapa saja yang melihat lukisan ini seolah melihat mata Mona Lisa mengikuti mereka saat bergerak. Fenomena ini adalah ilusi optik yang digunakan Da Vinci dalam lukisannya.
Seperti yang diketahui, mata adalah pusat perhatian para pengamat. Tetapi karena tatapan Mona Lisa agak condong kek kanan, mulut tetap terletak pada posisi pinggir menciptakan kesan ekspresi yang tidak terduga. Hal ini menambah disorientasi keseluruhan yang disebabkan oleh rentang emosi yang diciptakan oleh senyuman Mona Lisa.
Senyuman misterius pernuh arti yang dianggap bisa membangkitkan kebahagiaan, misteri, kesedihan, tragedi, ketidaknyamanan dan keingintahuan. Satu menit dilihat, seolah senyum tersebut ada, tetapi di menit berikutnya senyumnya menghilang.