Ada banyak peristiwa yang tersimpan dalam ingatan selama kita hidup. Entah ingatan soal peristiwa lima tahun lalu atau beberapa tahun ke belakang. Namun, ketika mencoba flashback, mengapa kita seolah tidak memiliki ingatan apapun semasa bayi?
Jawabannya ternyata berhubungan dengan sistem ingatan kita yang berkembang saat kita tumbuh dari bayi ke remaja dan memasuki masa dewasa awal. Menurut informasi yang dimuat di laman The University of Queensland, otak belum sepenuhnya berkembang saat manusia lahir. Organ ini juga akan terus bertumbuh dan berubah selama periode penting dalam hidup terjadi.
Saat baru lahir, otak bayi hanya berukuran seperempat dari ukuran otak manusia dewasa. Lalu, pada usia dua tahun, ukurannya menjadi tiga perempat dari ukuran otak manusia dewasa. Tentu perubahan ukuran ini akan memiliki dampak. Perubahan ukuran otak diketahui memiliki korelasi dengan pertumbuan neuron dan pengujian serta pemangkasan koneksi.
Misalnya, di bagian hippocampus, bagian otak yang penting dalam pembentukan memori epsiodik. Sebagai informasi, memori episodik merupakan ingatan mengenai peristiwa yang terjadi pada kita. Sementara banyak bagian otak terus berkembang dan berubah, ini melibatkan bagian otak yang memproduksi neuron baru hingga manusia dewasa. Tetapi, ketika masih kecil, bagian hippocampus yang disebut dengan dentate gyrus bekerja sangat keras untuk membuat neuron dengan kecepatan tinggi. Neuron baru ini kemudian akan diintegrasikan ke dalam sirkuit hippocampal.
Para ilmuwan berpendapat bahwa laju produksi neuron di masa kanak-kanak ini dapat berkontribusi pada tingkat lupa yang lebih tinggi saat kita masih kecil. Artinya begini, saat membentuk koneksi baru dengan sirkuit memori, massa neuron baru dapat mengganggu jaringan memori yang sudah terbentuk. Membuat kita lebih mudah lupa pada peristiwa yang pernah dialami semasa bayi.