Sejak lama, gulma dianggap sebagai musuh bagi tanaman dan perlu dihilangkan. Ia dianggap sebagai hama dan harus disingkirkan dengan berbagai cara. Biasanya gulma disingkirkan dengan cara diarit, atau disemprot dengan bahan kimia. Tetapi, jika melihat dari sudut pandang lain, gulma sebenarnya memiliki manfaat ekologis.
Gulma diketahui memiliki banyak fungsi termasuk bagi para penyerbuk. Lebah dan penyerbuk lain seperti kelelawar, kumbang, kupu-kupu, ngengat dan mamalia kecil lainnya bergantung pada gulma. Dikutip dari laman One Earth, gulma adalah sumber makanan dasar bagi penyerbuk ini, terutama di awal musim semi. Tanpa gulma beberapa binatang termasuk mamalia kecil dan serangga ini tidak dapat bertahan hidup.
Selain itu, gulma juga menguntungkan bagi mikroorganisme. Saat gulma mati dan membusuk akarnya akan rusak. Ini akan memberi makan banyak mikroorganisme dan serangga serta memberikan jalur dan terowongan bagi cacing. Sementara banyak petani yang sering mengganggap banyak populasi gulma berarti kegagalan. Namun, justru kehidupan yang melimpah di bawah tanah berarti akan menyebabkan kelimpahan di atas permukaannya juga.
Lebih lanjut, belum banyak yang tahu bahwa gulma adalah indikator kesehatan tanah. Saat mikroorganisme menghancurkan gulma, mereka akan melepaskan nutrisi penting ke dalam tanah. Nutrisi ini juga akhirnya diserap oleh tanaman. Mereka juga akan menyimpan nitrogen dan karbon dioksida di dalam tanah. Proses ini akan menciptakan udara yang lebih bersih dan mengurangi gas rumah kaca.
Terakhir, beberapa spesies gulma juga memiliki akar tunggang yang kokoh. Akar seperti ini akan memecah lapisan tanah yang padat. Akhirnya, akar tanaman lain lebih mudah untuk tumbuh dan menarik nutrisi serta kelembapan pada lapisan tanah yang lebih dalam.