Bulu kucing rontok masuk dalam dua kategori, yakni normal dan tidak normal. Kucing punya fase pergantian bulu yang berlangsung sekali hingga dua kali dalam setahun.
Kerontokan fase ini masih dalam kategori normal karena jumlah bulu yang rontok tidak banyak. Selain itu, bulu yang rontok mendapat pengganti bulu yang baru.
Namun, jika bulu kucing banyak yang rontok dan berlangsung lama gejala tersebut tidak normal. Bahkan, tingkat keparahan dari kerontokan bulu ini bisa menyebabkan kebotakan pada kucing.
Bulu rontok kategori normal terjadi alamiah, sedangkan bulu rontok tidak normal terjadi karena ada penyebabnya. Berikut penyebab utama bulu kucing rontok.
Alergi
Ada beberapa jenis kucing yang punya kulit peka dan rentan alergi. Alergi pada kucing dapat terjadi karena dipicu oleh makanan atau lingkungan.
Parasit
Hewan berbulu memang sangat rentan terjangkiti parasit di bulunya. Parasit tersebut bisa berupa kutu, tungau, dan lainnya yang bisa merontokkan bulu kucing secara tidak wajar.
Jamur
Jamur dapat menyerang permukaan kulit kucing yang menimbulkan rasa gatal yang luar biasa. Kucing akan nyaman menggaruk rasa gatal tersebut dan pastinya bulu-bulunya akan rontok pada bagian yang sering kena garuk.
Pyoderma
Pyoderma ini ada kaitannya dengan aktivitas menggaruk pada kucing. Gejala ini muncul karena infeksi bakteri akibat kulit mengalami trauma karena digaruk atau digigit.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme merupakan gejala hormonal yang terjadi dalam tubuh kucing yang ditandai dengan produksi tiroid yang terlalu banyak. Hal ini menjadi penyebab utama kerontokan bulu pada kucing.