Tempoyak durian merupakan hidangan tradisional dari Indonesia dan Malaysia yang terbuat dari fermentasi durian. Tempoyak dibuat dengan mencampurkan daging durian yang matang dengan garam, lalu menggilingnya menjadi pasta kasar dan didiamkan beberapa lama untuk proses fermentasi.
Proses fermentasi tempoyak durian berlangsung selama 2 hari hingga beberapa minggu, tergantung pada preferensi rasa dan tingkat keasaman yang diinginkan. Fermentasi ini menghasilkan perubahan dalam tekstur, warna, aroma, serta menghasilkan rasa yang khas.
Tempoyak durian biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam masakan tradisional, seperti gulai atau sayur. Rasa tempoyak durian adalah asam, gurih, dan kuat dengan sentuhan rasa buah durian.
Bagi sebagian orang, tempoyak durian menjadi hidangan yang sangat favorit dan dianggap lezat.Tetapi aroma yang kuat dan hasil fermentasi yang khas membuatnya menjadi hidangan yang kontroversial dan mungkin tidak disukai oleh sebagian orang.
Tempoyak disebutkan dalam Hikayat Abdullah sebagai makanan pokok masyarakat Terengganu. Ketika Abdullah Abdul Kadir mengunjungi Terengganu sekitar tahun 1836, ia mengatakan bahwa salah satu makanan favorit warga setempat adalah tempoyak.
Berdasarkan data Hikayat Abdullah, tempoyak adalah makanan khas etnis Melayu dan makanan khas negara bagian pesisir timur Semenanjung Melayu.
Di Indonesia, tempoyak sangat populer di Sumatera Selatan, terutama di Palembang. Di mana tempoyak ikan patin, saus tempoyak, brengkes tempoyak, tempoyak udang atau ikan dalam kemasan daun pisang merupakan makanan khas lokal yang populer di kalangan penduduk kota Palembang.