in

Kala Kenaikan Suku Bunga Jadi Boomerang Ekonomi AS

Gubernur The Fed, Jerome Powell. Foto: CNBC

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, ekonomi Amerika Serikat mengalami inflasi yang cukup tinggi. Tahun 2021-2022, inflasi di negeri Paman Sam tersebut sempat mencapai angka 10%. Hal itu menyebabkan harga pangan di AS sempat mengalami kenaikan yang membuat sebagian warga AS kesulitan.

Pada hari Kamis (17/03/2022), kenaikan pertama suku bunga AS sebesar 0,25% – 0,50%. Puncaknya, negara yang menganut sistem ekonomi liberal tersebut pada bulan Mei 2023 menaikkan suku bunga hingga 5% – 5,25%. 

Setelah 10 kali menaikkan suku bunga, akhirnya The Fed pada hari Rabu (14/06/2023) memutuskan untuk menahan suku bunga. Namun, keputusan untuk menahan suku bunga ternyata dirasa ‘telat’ karena kondisi ekonomi AS yang sudah terlanjur mengalami perlambatan hingga defisit.

Data dari Kementerian Perdagangan AS bulan April 2023 menunjukkan neraca perdagangan mengalami defisit sebesar $74,6 miliar. Bahkan jumlah defisit tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. 

U.S Department of Commerce

Jika dilihat dari tren neraca perdagangan Amerika Serikat di tahun 2023, kemungkinan defisit akan terus berlanjut di tengah kebijakan Amerika Serikat yang masif dalam melakukan impor.