Seperti yang diketahui bersama, semenjak perang yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia, negara yang dipimpin Presiden Putin tersebut dikenakan sejumlah sanksi oleh negara-negara Eropa dan aliansinya. Dikutip dari consilium europa, European Union (EU) memberikan sanksi terutama sanksi finansial kepada Rusia yang jumlahnya mencapai $300 miliar.
Sedangkan Iran yang dikenal sebagai negara penghasil minyak bumi dan nuklir juga merupakan negara yang disanksi negara-negara Barat terutama Amerika Serikat. Bahkan Iran sudah disanksi oleh Amerika Serikat sejak 1979 hingga saat ini. Sanksi yang dijatuhkan AS kepada Iran berkaitan dengan program nuklir militer yang diduga diproduksi secara masif untuk perang.
Rusia dan Iran dikenal sebagai negara yang kaya akan hasil sumber daya alam terutama energi fosil. Rusia maupun Iran menjalin hubungan bilateral yang sangat dekat sejak pecahnya Uni Soviet. Yang terbaru, Rusia dan Iran sepakat untuk membuat pakta perdagangan yang mengedepankan perdagangan secara bebas.
Hal itu disampaikan oleh Deputi Perdana Menteri Rusia, Alexei Overchuk bahwa Rusia dan Iran siap bekerja sama demi kemajuan masing-masing negara.
“We are moving forward, we very much hope that such an agreement can be signed by the end of the year,” ujar Overchuk sebagaimana yang dikutip dari Reuters.
Semenjak perang Rusia dan Ukraina, hubungan keduanya semakin erat. Tatkala Iran membantu mempersenjatai militer Rusia dan melakukan sejumlah transaksi pertukaran minyak bumi. Selain itu, pakta perdagangan yang akan ditandatangani nanti, salah satunya berisi tentang pengurangan biaya bea cukai dari masing-masing negara.