Bunga kemuning dikenal sebagai bunga yang indah dan memiliki aroma yang harum. Di balik itu, ternyata ada cerita rakyat yang populer tentangnya.
Cerita rakyat bunga kemuning mengisahkan tentang nasib seorang putri cantik yang baik hati. Kebaiknnya tidak sia-sia karena menjelma menjadi bunga wangi dan memiliki banyak manfaat.
Kisah dimulai dari seorang Raja yang dikaruniai sepuluh anak putri yang semuanya memiliki paras cantik. Sayangnya, ibu mereka telah meninggal sehingga sang Raja terpaksa menyerahkan pengurusan semua anaknya pada pengasuh.
Para putri diberi nama seperti warna. Putri sulung dinamai Putri Jambon, kedua Putri Hijau, ketiga Putri Jingga, keempat Putri Kelabu, kelima Putri Merah Merona, lalu Putri Nila, Putri Biru, Putri Coklat, Putri Oranye dan si bungsu bernama Putri Kuning.
Warna pakaian ke-10 putri disesuaikan dengan namanya. Namun tidak semua putri itu memiliki tabiat baik. Mereka tumbuh menjadi manja, suka bertengkar hingga sulit diatur.
Dari semua putri, hanya Putri Kuning yang tabiatnya berbeda dari yang lain. Ia tidak manja, selalu riang, suka tersenyum dan ramah pada siapapun, serta paling peduli pada ayah mereka.
Suatu hari sang Raja harus pergi jauh untuk sementara. Sebelum pergi Raja menanyakan pada semua putrinya soal oleh-oleh seperti apa yang diinginkan.
Sembilan putri meminta hadiah yang mahal dan mewah, hanya Putri Kuning yang berbeda. Ia hanya berharap ayahnya pulang dengan selamat. Para kakak-nya pun mengejeknya karena tidak meminta oleh-oleh tapi sang Raja justru terharu dengan permintaan itu.
Selama Raja pergi, kondisi makin buruk. Sembilan putri semuanya jadi makin pemalas, dan semua pelayan sibuk mengurusi kemauan mereka yang tidak ada hentinya.
Hal itu membuat taman istana tidak terurus sehingga terlihat kotor. Putri Kuning sangat sedih melihatnya karena ia tahu bahwa ayahnya sangat menyukai taman tersebut. Pada akhirnya Putri Kuning sendiri yang mengurus taman istana, walaupun para pelayan melarangnya.
Saat sang Raja pulang, Putri Kuning diberi sebuah kalung, tapi batu perhiasannya berwarna hijau karena Raja tidak menemukan batu perhiasan berwarna kuning.
Esok harinya putri Kuning mengenakan kalung itu agar ayahnya merasa senang, tapi Putri Hijau lalu merasa iri dan tidak senang karena warnanya adalah hijau.
Putri Hijau lalu menghasut saudaranya yang lain seolah Putri Kuning mengambil hadiah yang seharusnya menjadi miliknya. Akhirnya semua menjadi marah lalu mengeroyok Putri Kuning hingga meninggal.
Mereka pun ketakutan dan akhirnya mereka menguburkan Putri Kuning berikut kalung hijaunya di halaman istana. Saat Raja menanyakan kemana Putri Kuning, kesembilan putri mengatakan tidak tahu.
Suatu hari Raja terkejut karena melihat di taman istana muncul tanaman bunga. Batangnya seperti gaun seorang putri, daunnya bulat seperti kalung batu perhiasan warna hijau.
Warna bunga tersebut putih kekuningan dan harum sekali. Tanaman itu membuatnya teringat pada Putri Kuning. Pada akhirnya, Raja memnamai bunga tersebut “Kemuning.”