in

Tradisi Tiup Lilin dan Makan Kue Saat Ulang Tahun, dari Mana Asalnya?

Tradisi Ulang Tahun (Unsplash)
Tradisi Ulang Tahun (Unsplash)

Perayaan ulang tahun identik dengan tradisi tiup lilin dan makan kue. Tradisi ini bahkan tersebar ke seluruh dunia dan menjadi tradisi paling umum untuk merayakan hari kelahiran seseorang. Namun, dari mana sebenarnya tradisi tiup lilin dan makan kue ini berasal?

Tradisi ini diketahui dipopulerkan oleh orang Yunani yang melakukan perayaan atas nama Dewi Artemis, dewi bulan, kesucian dan perburuan. Untuk memberikan persembahan, mereka akan membuat kue bundar dan menyalakan lilin di atasnya sebagai lambang bulan. Bentuk kue bulat diangggap mewakili bentuk bulan dan lilin akan menjadi cahaya bulan.

Namun, dikutip dari laman Science ABC, diketahui pula bahwa ide ini dipinjam dari kepercayaan orang Mesir yang melakukan upacara khusus penobatan Firaun. Bagi orang Mesir, penobatan Firaun merupakan pertanda untuk menunjukkan bahwa Firaun adalah dewa. Sehingga perayaanya dilakukan secara besar-besaran. Orang Yunani dianggap meminjam gagasan tersebut, tentang perayaan dan menghormati seseorang atau dewa.

Tetapi ada pula spekulasi lain yang mengatakan bahwa pesta ulang tahun dan kue berasal dari Jerman sekitar 1400-15000 Masehi. Di Jerman, ada perayaan bernama kinderfest atau kinderfeste yang merupakan festival anak-anak.

Orang Jerman dahulu percaya bahwa anak-anak rentan akan bahaya yang ditimbulkan oleh roh jahat pada ulang tahun mereka. Oleh karena itu, ulang tahun diiringi dengan kue yang dipanggang di pagi hari dan tradisi menyalakan lilin sebanyak usia si anak dan ditambah satu lilin tambahan.

Lilin tambahan dianggap sebagai representasi harapan orang tua agar anaknya hidup satu tahun lagi, dan lagi, dan seterusnya.