in

Temasek Rugi Besar, Akibat Kasus FTX?

Dilhan Pillay. Foto: Temasek

Temasek merupakan salah satu perusahaan investasi aktif yang dimiliki oleh Pemerintah Singapura. Portofolio yang dimiliki Temasek merupakan perusahaan-perusahaan yang tersebar di berbagai belahan dunia, diantaranya Alibaba, Tencent, Singapore Airlines, Singtel, Capitaland, hingga Watson.

Dikutip dari laman Temasek, perusahaan yang berkantor pusat di Orchard Road tersebut memiliki nilai portofolio yang mencapai $382 miliar per 31 Maret 2023. Singapore Airlines menjadi salah satu penopang kinerja portofolio dari Temasek.

Temasek menjual sebagian saham yang dimilikinya dari Singapore Airlines sebesar 1,85% pada bulan Juni 2023, sebagaimana dikutip dari The Business Times. Nominal uang yang didapat Temasek dari penjualan tersebut ditaksir mencapai S400 juta. Namun, Temasek tetap menjadi pengendali dari Singapore Airlines dengan kepemilikan lebih dari 50%.

Pencapaian Temasek tidak diikuti dengan perbandingan antara investasi dan divestasi yang dikeluarkan perusahaan yang dipimpin Dilhan Pillay Sandrasegara tersebut.

Per 31 Maret 2023, total investasi yang dikeluarkan Temasek mencapai $31 miliar. Sedangkan divestasi atau penjualan saham yang dilakukan Temasek hanya berkisar $27 miliar.

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan nilai divestasi Temasek adalah kasus FTX. Sebagai informasi, Temasek ‘menggelontorkan’ uang sekitar $275 juta untuk membeli saham minoritas di FTX.

FTX sendiri merupakan perusahaan yang memiliki bursa derivatif mata uang kripto yang didirikan Sam Bankman-Fried dan Gary Wang pada tahun 2019. Pada bulan Desember 2022, Bankman-Fried diduga menggunakan aset nasabahnya untuk membeli barang-barang mewah.

Alhasil, seluruh aset FTX disita dan dibekukan oleh pemerintah Amerika Serikat, termasuk saham yang dimiliki Temasek.