Odeng adalah salah satu street food yang paling populer di Korea Selatan dan menjadi favorit masyarakat dan sangat diminati wisatawan.
Makanan ini juga memiliki peran penting dalam budaya dan menjadi makanan tradisi orang Korea. Odeng sering dijadikan camilan atau hidangan pendamping saat masyarakat berkumpul atau merayakan berbagai acara, termasuk perayaan hari raya dan festival.
Odeng di Korea Selatan berawal dari zaman kerajaan, namun popularitasnya semakin meningkat pada periode pasca Perang Dunia II.
Odeng terbuat dari ikan atau makanan laut lainnya yang dicampur dengan tepung dan rempah-rempah kemudian direbus dalam kuah kaldu yang lezat.
Odeng juga dikenal sebagai eomuk dalam bahasa Korea, dibentuk menjadi berbagai bentuk seperti silinder, bola, atau lembaran tipis dan kemudian direbus dalam kaldu yang lezat.
Pada awalnya odeng disajikan dalam bentuk potongan besar, namun seiring berjalannya waktu, makanan ini diubah menjadi potongan kecil dengan tusuk sate, membuatnya lebih mudah dimakan agar lebih mudah untuk dimakan.
Seiring berkembangnya industri makanan cepat saji dan penemuan teknologi pendingin dan pembekuan makanan, odeng kini juga dapat ditemukan dalam kemasan siap saji di pasar swalayan atau toko makanan.
Meskipun begitu, pengalaman mencicipi odeng di jalan-jalan Korea tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan maupun penduduk lokal yang ingin merasakan cita rasa tradisional dan suasana makanan jalanan khas di Korea Selatan.