Singapura menjadi salah satu negara tujuan investasi para konglomerat Indonesia terutama di sektor properti. Sebut saja Tahir dari grup Mayapada, Low Tuck Kwong dari grup Bayan, dan Ciliandra Fangiono dari grup First Resources, ketiganya merupakan ‘langganan’ pembelian properti di Singapura.
Data dari Global SQM menyebutkan bahwa Singapura menempati urutan kedua dari segi harga per meter properti. Di posisi teratas, terdapat Hong Kong yang memiliki harga pembelian tertinggi sebesar $23,695 per meter persegi. Sedangkan Singapura harga pembelian tertingginya sebesar $16,120 per meter persegi.
Walaupun harga properti di Singapura bisa dikatakan sudah cukup mahal, tetap saja banyak investor dari berbagai belahan dunia yang tertarik. Bahkan investor atau konglomerat asal Indonesia juga sangat ‘suka’ untuk membeli properti di Singapura.
Hal itu terbukti dengan penjualan properti yang dilakukan konglomerat asal Indonesia, yaitu Sukmawati Widjaja baru-baru ini. Sukmawati Widjaja dikenal sebagai putri dari mendiang Eka Tjipta Widjaja (Sinar Mas) sekaligus pengendali dari Top Global.
Sukmawati dikabarkan menjual 2 unit ruangan kantor di gedung 15 Scotts seharga $31,08 juta atau setara dengan Rp350 miliar. Pembeli dari 2 unit ruangan kantor itu adalah toko perhiasan House of Hung, sebagaimana dikutip dari The Business Times.