Fluktuasi harga saham bisa menjadi mimpi buruk bagi para investor, terutama investor pemula. Fluktuasi artinya pergerakan harga yang kadang melonjak tinggi dan kadang pula terjun bebas.
Pergerakan harga tersebut kadang lambat naik dan cepat turun. Begitu juga sebaliknya kadang cepat naik dan lambat turun.
Gejala fluktuasi harga saham tentunya merupakan hal yang lumrah di pasar saham. Hal ini sama saja dengan barang jualan di pasar modern hingga pasar-pasar tradisional.
Hal tersebut dipengaruhi oleh gejolak penawaran dan permintaan di bursa pasar. Penawaran dan permintaan ini sewaktu-waktu akan berubah dengan waktu yang tidak terjadwal.
Jika penawaran tinggi, harga juga ikut tinggi. Sebaliknya, jika penawaran turun, harga saham secara otomatis akan turun.
Penurunan harga saham tentu tidak diharapkan di saat-saat investor ingin menjual saham. Perlu trik yang mapan untuk menghadapi fluktuasi di pasar saham.
Trik pertama bisa dilakukan dengan berinvestasi di valuasi yang lebih murah. Trik ini bisa meningkatkan imbal hasil ke depan.
Pada saat Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengalami penurunan, saham dengan valuasi mahal yang mengalami keanjlokan pertama kali, sedangkan saham valuasi murah cenderung bertahan di posisinya atau bahkan naik beberapa persen.
Trik kedua bisa dilakukan dengan memperhatikan periode bullish dan periode bearish. Dianjurkan untuk menjual beberapa portofolio saham saat memasuki periode bullish, terutama saat menjelang masuk periode bearish.
Trik terakhir yang pada dasarnya wajib dilakukan adalah belajar dan belajar lagi. Tujuan melakukan trik ini agar tidak bergantung pada pendapat atau rekomendasi teman sejawat atau pakar pasar modal lainnya.
Pelajari cara analisis fundamental agar pergerakan bisa leluasa. Dengan belajar dan terus belajar, pengambilan keputusan akan kecil kemungkinan mengalami salah langkah.