Membeli perabot bekas bisa menjadi salah satu alternatif untuk memiliki barang yang diinginkan dengan mengeluarkan sedikit uang. Perabot bekas yang dijual terkadang kualitasnya masih bisa diadu dengan yang baru.
Akan tetapi, membeli perabot bekas membutuhkan kejelian yang lebih tinggi daripada membeli barang baru. Barang baru tidak perlu diperiksa secara detail karena umumnya dilengkapi dengan garansi.
Berbeda saat membeli perabot bekas, seseorang harus memeriksa barang tersebut sedetail mungkin. Jika tidak, bisa saja niatnya mengeluarkan sedikit uang justru berujung pada membuang-buang uang karena barang bekasnya cepat rusak.
Bahkan, beberapa hal justru menjadi kekeliruan saat membeli perabot bekas. Berikut lima hal keliru saat membeli perabot bekas yang wajib dihindari.
Jangan membeli bekas barang tertentu
Ada beberapa perabot yang seharusnya tidak dijual dalam keadaan bekas seperti kasur, bantal, dan sebagainya. Barang-barang tersebut bisa saja mengandung bakteri yang dapat menularkan penyakit.
Tidak memeriksa tanda kerusakan
Membeli perabot bekas biasanya langsung memaklumi jika ada bagian-bagian tertentu yang sudah rusak. Akan tetapi, tidak memeriksa tanda kerusakan tersebut bisa berakibat fatal karena barang bisa saja sudah tidak bisa digunakan.
Kurang memperhatikan kondisi dan kenyamanan
Membeli perabot bekas juga terkadang tidak memperhatikan lagi kondisi dan kenyamanan pemakaiannya. Asalkan cocok dengan harga, masalah kenyamanan menjadi hal nomor dua.
Membeli untuk memperbaiki
Beberapa pembeli perabot bekas juga biasa memiliki pemikiran akan memperbaiki bagian-bagian yang rusak. Padahal, upaya memperbaiki tersebut bisa saja mendekati harga perabotan baru.
Tidak memperhatikan kelengkapan barang
Hal lain yang merupakan kekeliruan biasa terjadi saat membeli perabot bekas adalah tidak memperhatikan kelengkapan barang. Beberapa perabot bekas terkadang memiliki bagian-bagian tertentu yang sudah hilang sehingga mengurangi kualitas barang.