in

Natto: Menggali Akar Sejarah dan Budaya dari Makanan Ikonik Jepang

Natto
Natto

Meskipun natto memiliki rasa dan aroma yang khas yang tidak disukai semua orang, makanan ini telah menjadi viral di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Media sosial memainkan peran besar dalam menjadikan makanan tertentu menjadi viral. Orang-orang sering berbagi pengalaman makan mereka, foto, dan video di platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.

Jika ada konten yang unik atau kontroversial, seperti reaksi orang mencoba makanan yang tidak biasa, hal itu dapat dengan cepat menarik perhatian dan menjadi viral.

Beberapa orang mungkin tertarik untuk mencoba makanan yang aneh atau berbeda dari yang biasa mereka konsumsi.

Rasa penasaran ini dapat mendorong orang untuk mencoba natto meskipun mereka tidak yakin akan menyukainya.

Natto adalah makanan tradisional Jepang yang terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi dengan bakteri Bacillus subtilis. Makanan ini memiliki aroma dan tekstur yang khas, serta dianggap sebagai makanan yang baik untuk kesehatan karena kandungan nutrisinya yang tinggi.

Natto sudah ada pada zaman kuno di Jepang. Diperkirakan bahwa natto telah dikonsumsi oleh masyarakat Jepang selama berabad-abad.

Awalnya natto diyakini ditemukan secara tidak sengaja ketika kacang kedelai yang tergeletak di atas jerami dan tanah mulai mengalami pengerasan alami.

Proses ini kemudian menghasilkan makanan yang tidak hanya dapat disimpan dengan baik, tetapi juga memiliki rasa yang unik.

Natto makanan khas Jepang
Natto makanan khas Jepang

Pada awalnya natto dikenal sebagai sumber protein yang terjangkau dan tahan lama, cocok bagi masyarakat Jepang yang mengandalkan pertanian dan perikanan sebagai mata pencaharian utama.

Seiring berjalannya waktu, natto berkembang menjadi makanan yang lebih populer dan diakui sebagai bagian penting dari budaya kuliner Jepang.

Saat ini natto sering dihidangkan sebagai makanan pendamping nasi di Jepang. Cara tradisional memakannya adalah dengan mencampurkan natto dengan nasi, kemudian menambahkan saus kedelai dan mustard, serta bahan tambahan seperti bawang hijau dan nori.

Meskipun natto memiliki aroma yang kuat dan tekstur yang agak berlendir, banyak orang di Jepang dan di seluruh dunia yang menikmatinya karena kandungan nutrisinya yang baik, termasuk protein, serat, vitamin, dan zat besi.

Kata natto berasal dari bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang dieja sebagai natto. Karakter pertama “na” berarti diterima atau diterima dengan baik, sedangkan karakter kedua “to” berarti kacang

Jadi natto dapat diartikan sebagai kacang yang diterima dengan baik atau kacang yang diakui. Nama ini dibuat karena produk kedelai yang telah mengalami pemanggangan oleh bakteri tertentu, menghasilkan makanan yang memiliki rasa dan tekstur yang khas.

Meskipun natto memiliki aroma dan rasa yang unik yang mungkin tidak disukai semua orang, natto tetap menjadi makanan yang diterima dan dihargai dalam budaya kuliner Jepang.