in

Teknik Jodohkan Burung Cabe-cabean agar Menghasilkan Burung Gacor

Burung kamade atau cabe-cabean. Foto: Kacer

Burung cabe-cabean lebih dikenal dengan nama burung kamade. Burung jenis ini memiliki ukuran tubuh yang menyerupai burung pleci atau burung kolibri.

Di alam bebas, burung cabe-cabean hidup berkelompok. Dalam satu kelompok, beranggotakan 6 hingga 10 ekor burung.

Burung kecil ini sangat liar dan sangat agresif. Bahkan, meskipun tubuhnya kecil, burung ini merupakan butung petarung.

Dari sisi liarnya tersebut, tidak gampang memelihara burung yang sering dijadikan sebagai burung kicau ini. Burung cabe-cabean memang memiliki suara kicauan yang khas dan sering diperlombakan.

Meskipun tidak gampang, bukan berarti memelihara burung cabe-cabean tidak bisa dilakukan. Bahkan, merekayasa perjodohan burung cabe-cabean dapat dilakukan dengan teknik yang tepat agar menghasilkan anakan yang gacor.

Teknik tersebut berawal dari proses penjinakan kedua indukan burung kamade. Perjodohan kecil kemungkinan terjadi jika burung cabe-cabean belum jinak, berbeda saat mereka di alam bebas.

Setelah burung jinak, pisahkan indukan jantan dan indukan betina yang cukup umur dan rajin berkicau. Umur kedua indukan diperkirakan telah berusia di atas 9 bulan.

Proses pemisahan indukan tersebut dilakukan dengan menggunakan sangkar. Letakkan sepasang indukan dalam sangkar yang sudah dilengkapi dengan sarang dan wadah pakan dan air.

Jika kedua indukan sudah saling menggoda, pertanda perjodohan berhasil. Sebaliknya, jika keduanya justru saling serang, sebaiknya ganti dengan indukan lainnya atau pisahkan dulu dalam dua sangkar kecil lalu letakkan berdekatan.

Jika indukan sudah saling menyukai, kembalikan sangkarkan bersama. Burung cabe-cabean betina tidak akan lama bisa dipastikan bertelur.

Burung cabe-cabean hanya bertelur sekitar 2 atau 3 butir saja. Mereka membutuhkan waktu pengeraman antara 10 hingga 20 hari.