Bercerita seringkali dijadikan sebagai sebuah wadah untuk berbagi hal menarik, termasuk untuk saling menghibur atau berbagi keluh kesah. Namun, tahukah Anda bahwa bercerita bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental?
Aktivitas ini ternyata bisa membuat mental dan fisik jauh lebih sehat. Hal ini diungkap oleh Annie Brewster, asisten professor di Harvard Medical School. Ia mulai membentuk organisasi nirlaba untuk membantu pasien menangani trauma dengan membuat forum di mana setiap orang bisa bercerita.
Selain Annie Brewster, penelitian di bidang psikologi naratif juga menunjukkan adanya hubungan antara bercerita dengan kesejahteraan mental, di mana aktivitas ini mampu membantu seseorang pulih dan bertumbuh lebih baik.
Sebab, saat seseorang terhubung dengan karakter dalam sebuah cerita, otak akan melepaskan hormon oksitosin yang dikaitkan dengan empati. Selain meningkatkan empati, bercerita juga akan meningkatkan daya ingat. Menurut Jennifer Aaker, professor Stanford Graduate School of Bussiness, saat bercerita daya ingat akan meningkat 22 kali lebih banyak.
Selain itu, munculnya oksitosin saat bercerita juga menyebabkan penurunan hormon stres kortisol, dan penurunan rasa sakit serta membuat emosi berubah jadi lebih positif. Hal ini dibuktikan dalam sebuah penelitian berjudul Storytelling Increases Oxytocin and Positive Emotions and Decrease Cortisol and Pain In Hospitalizes Children.
Pada intinya, bercerita punya manfaat dalam fungsi fisiologis dan psikologis yang tidak bisa diabaikan. Sebuah metode sederhana yang bisa mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan emosional.