in

Sejarah Tonkatsu dalam Hidangan Ikonis Jepang

Tonkatsu
Tonkatsu

Nama tonkatsu berasal dari bahasa Jepang yang berarti daging yang digoreng dalam tepung roti. Nama ini mencerminkan komponen utama dari hidangan tersebut, yaitu daging dan metodenya yang melibatkan penggorengan dalam tepung roti hingga cokelat keemasan.

Tonkatsu sering disajikan dalam bentuk set, seperti isian nasi, sup mis dan kubis segar, sehingga dapat menikmati hidangan yang seimbang secara nutrisi.

Salah satu ciri khas tonkatsu adalah tekstur lapisan tepung roti yang digoreng dengan sempurna. Memberikan hidangan tersebut tekstur yang renyah di luar, sementara daging di dalamnya tetap lembut dan berair.

Saus tonkatsu yang biasanya disajikan bersama tonkatsu adalah campuran saus tomat, Worcestershire, dan bumbu lainnya. Saus ini memiliki rasa manis, pedas dan asam yang sempurna dan menjadi pelengkap yang sempurna untuk Tonkatsu.

Asal-usul tonkatsu dapat dilacak kembali ke pengaruh kuliner Barat di Jepang pada abad ke-19. Selama Zaman Meiji pada tahun 1868 hingga 1912, Jepang mengalami modernisasi besar-besaran dan terbuka terhadap pengaruh budaya Barat.

Salah satu pengaruhnya adalah masakan Barat yang memasukkan konsep daging yang digoreng dalam tepung roti. Pada tahun 1899, seorang pria bernama Yoshibei Tokujiro membuka restoran di Ginza, Tokyo yang menyajikan hidangan yang disebut katsuretsu.

Tonkatsu

Hidangan ini terdiri dari daging yang digoreng dalam tepung roti. Seiring berjalannya waktu, hidangan ini menjadi lebih populer dan mengalami evolusi.

Awalnya disajikan dalam bentuk irisan tipis daging yang digoreng. Namun berkembang menjadi versi yang lebih tebal dan besar seperti yang kita kenal sekarang.

Pada tahun 1930-an, tonkatsu menjadi semakin populer di Jepang dan banyak restoran yang menyajikan hidangan ini bermunculan.

Selain itu saus tonkatsu yang terbuat dari campuran saus tomat, Worcestershire, dan bumbu lainnya, juga mulai populer sebagai saus pendamping untuk hidangan ini.

Tonkatsu adalah contoh bagaimana Jepang mengadopsi dan mengadaptasi konsep kuliner asing ke dalam budaya kuliner mereka sendiri, menciptakan hidangan yang unik dan lezat yang sekarang menjadi bagian integral dari masakan Jepang.