Gloxinia memiliki bunga yang berbentuk lonceng. Setiap bunganya ditampilkan pada tangkai daun yang panjang.
Warna bunga ini sangat beragam, seperti ungu, merah, putih, pink dan campuran warna. Bunganya terkadang tunggal atau ganda dengan tepi kelopak halus atau bergelombang.
Daun gloxinia berbentuk lonjong, anggun dan lembut. Ciri yang melekat padanya itu membuatnya begitu tampak cantik selayaknya putri yang mengenakan gaun indah. Terlebih, saat bunganya mekar, kelopak-kelopaknya bersusun indah dan variasi warna yang menarik membuatnya benar-benar cantik.
Tanaman gloxinia dikembangkan di beberapa wilayah di Indonesia. Namun sebenarnya tanaman berasal dari Afrika dan Brasil yang memiliki nama asli Sinningia speciosa, masih merupakan keluarga Gesneriaceae.
Bunga gloxinia merupakan tanaman yang dianggap abadi, di mana tanaman ini akan mekar dan kemudian mati kembali. Namun setelah periode dormansi, tanaman ini akan tumbuh dan kembali berbunga.
Saat berbunga, gloxinia menghasilkan tampilan yang luar biasa selama sekitar dua bulan. Tanaman ini paling baik ditanam sebagai tanaman semusim dengan tampilan yang luar biasa selama sekitar dua bulan.
Sebab, begitu bunga memudar, biasanya tanaman gloxinia tidak akan bertahan karena tidak memiliki akar yang kokoh. Lalu akhirnya dibuang setelah siklus mekar.
Jika dirawat, gloxinias sendiri tumbuh dengan baik dalam campuran yang mengandung 50 persen gambut yang diayak dan PH harus 5,5 hingga 6,5. Tanaman perlu diberi cahaya terang matahari namun tidak langsung.
Pencahayaan yang baik itu diperlukan untuk menjaga bunga gloxinias. Sebab gloxinias sangat suka kehangatan.
Karena banyak tumbuh di Indonesia, maka sudah jelas gloxinia adalah tanaman pecinta hangat yang cocok dengan udara tropis seperti Indonesia. Sebaliknya, jika suhu terlalu rendah akan membuat daun daunnya jadi lebih rapuh.